Channel9.id-Jakarta. PT Pos Indonesia lagi-lagi diterpa isu tak sedap. Beredar kabar PT Pos disebut akan bangkrut, bahkan untuk membayar tunggakan gaji karyawan pun sampai meminjam uang dari bank.
SVP Kerjasama Strategis dan Kelembagaan PT Pos, Pupung Purnama mengakui adanya pinjaman ke bank yang digunakan untuk membayar gaji karyawan.
“Benar kita meminjam uang ke bank, itu benar adanya ya, ya memang ada (pinjaman uang untuk bayar gaji karyawan),” imbuh Pupung dilansir detikcom.
Meski demikian, ia berharap kebangkrutan tidak menghampiri PT Pos. “Ya kalau bangkrut sih nggak lah. Mudah-mudahan nggak,” kata Pupung.
Menurut Pupung, situasinya menyullitkan perseroan dan memaksa mereka untuk meminjam uang “Memang situasinya ya, situasinya lagi susah,” ujarnya.
Namun, PT Pos Indonesia melalui Direktur Keuangan Eddi Santosa menampik anggapan yang viral di media sosial soal kebangkrutan perseroan.
Direktur Keuangan Pos Indonesia Eddi Santosa menampik kabar yang beredar. Persero, katanya, memang pinjaman dilakukan. Namun bukan cuma untuk bayar gaji karyawan, melainkan untuk modal kegiatan perusahaan.
“Kalau pinjam uang buat bayar gaji, nggak akan ada yang kasih pinjam. Pinjaman itu untuk modal kerja, hal yang sangat wajar dalam bisnis,” kata Eddi di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Menurut Eddi, pihaknya tidak bangkrut. Anggapan bangkrut menurutnya sebuah pernyataan retorik tanpa data.
“Tidak benar sama sekali. Bagaimana bisa dibilang bangkrut? Jelas ini pendiskreditan tanpa data,” kata Eddi.
Eddi menjelaskan kinerja perusahaan, pertama permasalahan karyawan, dia mengklaim semua hak karyawan sudah terpenuhi. Mulai gaji, tunjangan, bahkan hingga BPJS, dia juga menegaskan tidak ada PHK yang dilakukan perseroan.
“Hak karyawan tidak tertunda, kenaikan gaji karena cost living adjustment terus diterapkan. Tidak ada PHK karena restrukturisasi. BPJS, iuran pensiun dibayar lancar,” kata Eddi.
Sejak 2018, PT Pos memang tengah berjuang dari keterpurukan. Kemajuan teknologi yang pesat, berimbas pada lini bisnis utamanya. PT Pos Indonesia memiliki tiga lini bisnis terbesar, meliputi parsel, jasa keuangan dan surat.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono, mengakui bahwa sepanjang 2018 ini menjadi tahun yang berat. Target laba sebesar Rp 400 miliar yang dicanangkan tahun ini pun terancam tak tercapai.
“Kita gak tercapai. Saat ini ya hampir seperempatnya saja, berat aprroximate lah ya, Rp 100 miliar,” ungkapnya.