Channel9.id – Jakarta. Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) akan melaporkan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Bareskrim Polri terkait penyitaan dokumen penting milik PDIP pada buku catatan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Pelaporan tersebut terkait penyitaan dokumen milik PDIP ketika Hasto Kristiyanto diperiksa KPK dalam pengusutan kasus suap dan memburu keberadaan Harun Masiku, Senin (10/6/2024).
“Yang melaporkan adalah tim TPDI mewakili Pak Hasto dengan Mas Kusnadi, stafnya Pak Hasto. Intinya, kami ingin melaporkan penyidik KPK yang telah menyita berkas dokumen penting,” kata Tim Hukun PDIP, Johannes Tobing saat dikonfirmasi, Kamis (13/6/2024).
Dokumen yang disita adalah milik PDIP dan berisi perintah, arahan, serta petunjuk dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, terkait Pemilihan Umum Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia.
“Dokumen penting itu bukan milik Pak Hasto, melainkan milik partai. Jadi, ini sangat serius dan berbahaya jika tidak segera dikembalikan karena tidak ada kaitannya dengan perkara Harun Masiku,” tegas Johanes.
Selain dokumen, barang milik Kusnadi seperti ATM, kunci rumah, dan handphone pribadi juga disita.
Selain itu, penyidik KPK juga disebut menyita sejumlah dokumen dan ponsel milik staf Hasto bernama Kusnadi.
“Sejauh ini LP akan dibuka atas perampasan dukumen milik DPP Partai, dukumen penting. Yang tidak ada urusannya dengan perkara HM. Jadi LP akan dibuka sama TPDI dan saudara Kusnadi yang sebagai korban perampasan atas barang miliknya,” ujar Johannes.
Kusnadi sebelumnya ikut mengantar Hasto untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (10/6/2024). Hasto saat itu diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap yang menjerat mantan caleg dari PDIP Harun Masiku.
Kusnadi menceritakan, saat Hasto masuk ke dalam ruang pemeriksaan, ia dan yang lainnya menunggu di lantai dasar Gedung KPK.
Kemudian, ada seseorang menggunakan topi dan masker yang belakangan diketahui sebagai Kompol Rossa, mendekat ke Kusnadi dengan alasan dipanggil Hasto.
Kusnadi yang percaya begitu saja pun ikut naik ke lantai ruang pemeriksaan Hasto. Sampai di sana, ternyata dia bukannya bertemu Hasto. Melainkan digeledah dan dipaksa untuk pemeriksaan badan.
“Saya sedang merokok di halaman gedung KPK. Saya dipanggil, dibilang dipanggil oleh Pak Hasto. Mendengar itu, saya langsung ke atas diantar oleh tim berpakaian hitam dan mengenakan masker. Begitu di atas, saya memberikan handphone, tetapi malah digeledah,” ujar Kusnadi kepada wartawan seusai melapor ke Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2024).
Sejumlah barang disita seperti buku tabungan, ATM, dan ponsel. Kini, Kusnadi mengaku kesulitan memberikan nafkah bagi keluarga di kampung halaman, Brebes, Jawa Tengah.
“Sampai sekarang belum, belum bisa menafkahi, karena kemarin juga saya ponselnya disita juga,” tutur Kusnadi.
HT