Panen raya semester 1
Nasional

Pemerintah Berkomitmen Wujudkan Swasembada Pangan dan Energi

Channel9.id-Bogor. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi. Hal itu disampaikannya dalam Panel III Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024, di Sentul, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024).

“Kami sudah membuat blueprint untuk Kementerian Pertanian program swasembada, dibagi dua, program solusi cepat dan program swasembada pangan. Kemudian pengembangan komoditas strategis, nilainya kurang lebih 600 triliun. Kami fokus pada 6 komoditas strategis, kopi, cengkeh, kelapa, dan seterusnya,” kata Andi Amran.

Mengutip pidato Bung Karno, Andi Amran menyebut tentang pentingnya pangan saat peletakan batu pertama gedung Fakultas Pertanian UI (sekarang IPB) pada 27 April 1952. Menurut Bung Karno, persoalan pangan adalah persoalan hidup dan mati suatu bangsa, yang menekankan urgensi dan prioritas pangan.

Andi Amran juga menyebut, dampak El Nino tahun ini menjadi ancaman serius. Untuk itu, pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan program pompanisasi yang meningkatkan produktivitas sawah dan pendapatan petani. “Kami pada saat dilantik tahun lalu, 2023, kami mengambil kebijakan, solusi cepat adalah untuk mengantisipasi adanya dampak El Nino yang terjadi di Indonesia. Kami membeli pompa untuk seluruh Pulau Jawa,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih baik, yaitu di atas 5 persen, dengan inflasi yang terkendali di bawah 3 persen. Namun, permasalahan besar terkait impor energi masih harus diatasi.

Data tahun 2023 menunjukkan produksi minyak nasional mencapai 221 juta barrel, sementara impor minyak mencapai 297 juta barrel. Konsumsi BBM nasional sendiri mencapai 505 juta barrel, dengan sektor transportasi sebagai pengguna terbesar sebanyak 248 juta barrel (49 persen), disusul sektor industri 171 juta barrel (34 persen), sektor ketenagalistrikan 38,5 juta barrel (8 persen), dan sektor aviasi 28,5 juta barrel (6 persen).

Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kedaulatan energi, mengingat devisa negara yang hilang akibat impor minyak dan gas mencapai ratusan triliun rupiah. “Kenapa nilai tukar rupiah kita terhadap dollar terganggu terus? Karena setiap tahun kita butuh 500 triliun rupiah [untuk impor energi],” paparnya.

Bahlil menambahkan, masih terdapat banyak potensi minyak dan gas di berbagai daerah yang belum dioptimalkan. Ke depannya, Kementerian ESDM akan mendorong peningkatan lifting energi untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengarahkan konversi energi menuju penggunaan energi ramah lingkungan seperti biodiesel dan kendaraan listrik.

Dia juga meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mempermudah perizinan di sektor minerba dan migas agar berdampak positif pada pendapatan negara dan daerah. “Bapak Presiden Prabowo memerintahkan pada kami, harus ada kedaulatan energi, dan oleh karena itu kita harus membuat strategi yang sangat pas,” ujarnya.

Sejalan dengan kebijakan swasembada energi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menegaskan pentingnya penguatan investasi, hilirisasi, dan kemudahan perizinan berusaha di daerah. Rosan menyebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp13.538 triliun selama periode 2025-2029. Sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar antara lain konsumsi rumah tangga, investasi, belanja pemerintah, serta ekspor/impor.

Ia menjelaskan peta jalan hilirisasi investasi pada 28 komoditas yang memiliki potensi investasi sebesar USD 618 miliar (2023-2040). Komoditas tersebut mencakup batubara, nikel, timah, tembaga, minyak bumi, gas bumi, kelapa sawit, kelapa, karet, hingga biofuel.

“Kita akan memprioritaskan [komoditas hilirisasi] adalah yang kita mempunyai cadangan atau punya potensi nomor satu di dunia,” tandasnya.

Baca juga: Menko PMK: Kesehatan dan Pembangunan Faktor Penentu Implementasi Asta Cita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

86  +    =  87