Internasional

Presiden Korsel Cabut Status Darurat Militer usai Didesak Parlemen

Channel9.id – Jakarta. Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol resmi mencabut status darurat militer pada hari ini, Rabu (4/12/2024). Pengumuman itu disampaikan usai status darurat militer diberlakukan kurang dari 12 jam.

Dilansir dari The Korea Times, Rabu (4/12/2024), Yoon mengumumkan keputusan tersebut sekitar pukul 04.20 waktu setempat, atau sekitar tiga setengah jam setelah Majelis Nasional mendesak Yoon membatalkan darurat militer melalui voting.

“Tadi malam, saya mengumumkan darurat militer dengan tekad yang kuat untuk menyelamatkan negara sebagai tanggapan terhadap kekuatan anti-negara yang berusaha melumpuhkan fungsi-fungsi penting negara dan merusak tatanan konstitusional demokrasi liberal,” kata Yoon dalam pidatonya.

“Namun, menyusul tuntutan Majelis Nasional untuk mencabut darurat militer beberapa waktu lalu, saya telah menarik pasukan militer yang dikerahkan untuk operasi darurat militer,” sambungnya.

Di saat yang sama, Yoon mendesak Majelis Nasional untuk segera menghentikan tindakan gegabah seperti pemakzulan berulang kali, manipulasi legislatif, dan gangguan anggaran yang melumpuhkan fungsi negara.

Ia merujuk pada gerakan berulang Majelis yang dipimpin oposisi untuk memakzulkan pejabat tinggi pemerintah dan mendorong pemotongan anggaran untuk “fungsi penting negara” — yang ia sebut sebagai “pasukan anti-negara” ketika ia mengumumkan darurat militer.

Yoon sebelumnya mengumumkan status darurat militer sekitar pukul 22.00 malam waktu setempat. Status ini kemudian mulai berlaku pada pukul 23.00

Dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Selasa (3/12/2024) malam, Yoon mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan darurat militer, menuduh oposisi melumpuhkan pemerintah dengan “kegiatan anti-negara”.

Beberapa media Korsel mengartikan kekuatan anti negara yang dimaksud adalah parlemen, yang saat ini dikuasai partai oposisi.

Yoon menuduh Majelis Nasional sebagai kekuatan anti negara dan sarang penjahat. Dia juga menyebut legislator sebagai diktator dan berusaha melemahkan upaya peradilan, administrasi, serta menghancurkan tatanan demokrasi.

Dalam pidatonya, dia menuduh anggota parlemen memangkas semua anggaran utama yang penting bagi fungsi inti negara, seperti memerangi kejahatan narkoba dan menjaga keamanan publik.

“Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara yang merampas kebebasan dan kebahagiaan rakyat, dengan ini saya nyatakan darurat militer,” kata Yoon dalam pidatonya yang disiarkan langsung di televisi

Namun, 190 anggota parlemen berhasil masuk ke majelis pada Rabu (4/12/2024) dini hari. Mereka membahas status darurat militer dalam sidang pleno. Dengan suara bulat, mereka memilih untuk menolak deklarasi darurat militer dan menyerukan pencabutannya.

Di luar gedung, warga juga menggelar protes. Mereka meminta parlemen melindungi demokrasi dan menyerukan pemakzulan terhadap Yoon.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  5  =