Opini

Para Pelopor Berdirinya Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial

Oleh: Rudi Andries*

Channel9.id-Jakarta. Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) terbentuk dari pemikiran para delegasi Indonesia seusai menghadiri The 13th International Conference of ICSW (International Council on Social Welfare) pada 1 September 1966, di Washington D.C., Amerika Serikat. Konferensi ini diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). ICSW adalah organisasi kesejahteraan sosial tingkat global yang didirikan di Paris pada tahun 1928.

Para mantan delegasi Indonesia, yang terdiri dari Alwi Sutan Osman, S.H., Prof. Raden Mas H. Sumantri Praptokusumo, S.H., Ijas Suhada, S.H., dr. Salekan, A.M. Pasila, S.Th, Prof. H. Sutan Marajo Nasaruddin Latif, dan Djadjat Dradjat, yang disebut Deklarator, bersama-sama dengan Johana Sunarti Nasution mendeklarasikan pembentukan Komite Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS). Piagam pendiriannya ditandatangani pada 17 Juli 1967, yang kemudian menjadi tanggal kelahiran DNIKS.

Semua deklarator DNIKS tersebut telah wafat, tetapi jasa-jasanya untuk kemanusiaan tetap dikenang sepanjang masa.

Sekelumit Kisah Para Deklarator DNIKS

  • Johana Sunarti Nasution Anak dari Gondokusumo, pejuang angkatan Soetomo, lahir di Surabaya pada 1 November 1923. Ia adalah istri Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dan Ketua Umum pertama DNIKS sejak Munas tahun 1970 hingga 1985. Johana wafat pada 21 Maret 2010 dalam usia 86 tahun, usai dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

 

  • Alwi Sutan Osman, S.H. Pernah bertugas di Djawatan Imigrasi Departemen Hukum sejak 1954 dan menjabat sebagai Kepala Djawatan Imigrasi tahun 1954-1960. Ia juga kerap mewakili pemerintah dalam konferensi internasional, seperti United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) di Jenewa tahun 1958 dan United International Bureaux for the Protection of Intellectual Property Rights (BIRPI) di Jenewa tahun 1965. Putri almarhum bernama Indira (Iin) adalah teman sekolah Megawati Sukarnoputri semasa belajar di Perguruan Cikini (Percik) bersama Reni Soerjanti anak Jenderal Hoegeng.

 

  • Raden Mas H. Sumantri Praptokusumo, S.H. Lahir di Kranggan, Temanggung, 12 Juni 1912 merupakan seorang Tokoh Pejuang Kemerdekaan, Pekerja sosial, Akademikus, Sosiolog dan Bapak Lembaga Sosial Desa. Beliau adalah pelopor/penggagas berdirinya Panti Rehabilitasi Penderita Cacat Netra “Wisma Tan Miyat” yang diresmikan oleh Menteri Kesejahteraan Sosial pada tanggal 20 Desember 1959. Juga pencetus/penggagas ide Karang Taruna pada 26 September 1960. Pada tanggal 7-18 Agustus 1967, mewakili pemerintah hadir dalam pertemuan “The Interregional Expert Meeting on Social Welfare Organization and Administration”, yang diadakan Perserikatan Bangsa Bangsa  di Jenewa. Pada tahun 1967 ini juga, ia di angkat menjadi Agences of International of Social Service In Indonesia. Menjadi salah satu pendiri organisasi sosial non pemerintah yaitu Komite Nasional untuk Kesejahteraan Sosial berdasarkan pada Piagam Pendirian pada 17 Juli 1967 dan diangkat menjadi Ketua I, kemudian Komite tersebut berubah nama menjadi Dewan Nasional Indonesia dan Kesejahteraan Sosial (DNIKS) dimana pada musyawarah nasional di tahun 1970 Ia diangkat menjadi Sekjen DNIKS. Setelah pensiun dari jabatan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial pada tahun 1969.Beliau menciptakan lambang pembangunan kesejahteraan sosial / Lambang Pembangunan Sosial (Adicita Pekerjaan Sosial) pada tanggal 20 Desember 1949, yang pernah menjadi lambang atau logo Departemen Sosial dan lambangnya Pembimbing Pekerja Sosial (PPS) serta lambang kebanggaan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), selanjutnya digunakan menjadi dasar Lambang Satyalancana Kebaktian Sosial (PP No. 032/1959) (Permensos No. 10 Tahun 2019). Pada tanggal 20 Desember ini pula di tetapkan sebagai “Hari Sosial” atau “Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional” (HKSN).

 

  • Dr. Salekan menjadi Kepala Rumah Sakit Jiwa Grogol, Jakarta (1958–1963). Dokter Salekan yang menginisiasi usaha di bidang kesehatan jiwa dengan maksud memberikan landasan ilmiah yang lebih mengikuti perkembangan zaman psikiatri modern.

 

  • A.M. Pasila, S.Th. Seorang Sarjana Theologi yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Urusan Bencana Alam dan Bantuan Sosial di Departemen Sosial.

 

  • Prof. H. Sutan Marajo Nasaruddin Latif. Tokoh ulama yang dikenal sebagai pelopor penasihatan perkawinan. Ia mendirikan Institut Perkawinan dan Hubungan Keluarga serta menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Kotapraja Jakarta Raya pada tahun 1954.

 

  • Djadjat Dradjat Pernah mewakili pemerintah Indonesia di PBB pada tahun 1975 dalam Commission for Social Development at Economic and Social Council.

 

Perjalanan Kepemimpinan DNIKS

DNIKS telah mengalami beberapa periode kepemimpinan, antara lain:

  1. Deklarator (1967-1970)
  2. Johana Sunarti Nasution (1970–1985)
  3. Raden Panji H. Moh. Noer (1985–1990)
  4. H. Gatot Suherman (1990–1995)
  5. Letjen TNI (Purn) H. Bustanil Arifin, SH (1995–2005)
  6. Prof. H. Haryono Suyono, MA, Ph.D (2005-2017)
  7. H. Tantyo A.P. Sudharmono, MSc, MBA (2017–2021, 2021–2026)
  8. Dr. H.A. Effendy Choirie, M.Ag, M.H (2024-2029)

Mukernas DNIKS 2025

Pada 14–15 Februari 2025, DNIKS akan menggelar Mukernas I DNIKS masa bakti 2024–2029. Acara ini rencananya akan dibuka oleh Menteri Sosial H. Saifullah Yusuf. Ketua OC adalah Dr. Ir. H. Muhammad Lukman Edy, M.Si., sementara Ketua SC adalah Dr. Hendratmoko, M.Si.

Baca juga: Kisah Pangeran Diponegoro Sampai Hamengku Buwono VI

*LAPEKSI

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

87  +    =  96