Tokyo, Channel9.id – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo menggelar Sarasehan Sanggar Seni Budaya Indonesia di Jepang pada Sabtu, 8 Februari 2025. Acara ini bertujuan memperkuat kolaborasi antar sanggar seni serta meningkatkan diplomasi budaya antara Indonesia dan Jepang.
Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, menegaskan bahwa hubungan persahabatan kedua negara yang telah terjalin sejak 1958 semakin diperkuat melalui Kemitraan Strategis Komprehensif pada 2023. Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya terbatas pada investasi, perdagangan, dan pertahanan, tetapi juga mencakup aspek penting berupa kemitraan antar masyarakat.
“Saya mengapresiasi seluruh sanggar kesenian yang aktif mempromosikan Indonesia di Jepang. Mereka berkontribusi dalam memperkenalkan pariwisata, memperkuat pemahaman lintas budaya, serta menanamkan nilai keberagaman dan perdamaian,” ujarnya.
Sarasehan ini dihadiri oleh perwakilan dari 27 sanggar seni Indonesia yang terdiri dari masyarakat kedua negara. Kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkuat komunikasi dan kerja sama antar komunitas seni budaya.
Heri Akhmadi menekankan bahwa diplomasi seni dan budaya merupakan cara efektif untuk membangun hubungan antar bangsa yang lebih erat. Ia berharap ke depan akan terbentuk jaringan antar kelompok seni yang dapat memperkuat komunikasi, saling mendukung dalam promosi publikasi, serta menyusun rencana kolaborasi seni budaya Indonesia di Jepang.
Dialog dalam sarasehan berlangsung dengan penuh keakraban, di mana berbagai usulan dan rencana kerja sama antar sanggar seni mengemuka dalam forum tersebut.
Salah satu tokoh yang turut hadir, Prof. Tamura Fumiko—mantan pengajar Kebudayaan Asia di Chikushi Women’s University, Kyushu—menyambut baik inisiatif KBRI Tokyo sebagai fasilitator bagi komunitas seni Indonesia di Jepang.
“Kesenian Indonesia memiliki kekuatan tradisi yang luar biasa. Saya sendiri mempelajari gamelan di Akademi Seni Karawitan Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia) Surakarta sejak 1972. Pada 1975, saya membentuk grup kesenian Lambangsari di Jepang. Terima kasih kepada KBRI Tokyo yang telah memfasilitasi pertemuan ini. Saya berharap pemerintah Indonesia dan Jepang lebih aktif menjembatani kolaborasi seni kedua negara,” tutur Tamura Fumiko.
Grup Lambangsari, yang beranggotakan warga Jepang dan Indonesia, telah aktif mempromosikan gamelan sebagai kesenian khas Indonesia di Jepang.
Sementara itu, Saptono (74), salah satu sesepuh penggiat seni Indonesia di Jepang, berharap KBRI Tokyo dapat menjadi wadah pemersatu komunitas seni Indonesia di Jepang. Saptono adalah orang Indonesia pertama yang mengajar gamelan di berbagai universitas di Jepang sejak 1979.
“Saya mengajar gamelan di Jepang sejak 1979 hingga 1984 di Tokyo National University of Fine Art and Music serta beberapa kampus lainnya. Banyak warga Jepang yang menjadi murid saya. Saya berharap semakin banyak lagi masyarakat Jepang mengenal gamelan. Dengan banyaknya grup kesenian Indonesia di Jepang saat ini, saya kira KBRI Tokyo memiliki peran penting untuk menghimpun mereka dalam satu komunitas bersama,” ujar Saptono.
Sebagai seorang pengrawit mumpuni, Saptono dikenal menguasai berbagai repertoar gendhing dalam gamelan Jawa gaya Surakarta. Ia merupakan pensiunan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta serta abdi dalem pengrawit di Keraton Kasunanan Surakarta. Berkat dedikasi dan keahliannya, ia dianugerahi gelar Kanjeng Raden Riyo Aryo (K.R.R.A) Saptonodiningrat dan mendapat tugas khusus sebagai tindhih pengrawit di Keraton Surakarta.
Sarasehan ini merupakan bagian dari upaya KBRI Tokyo dalam memperkuat koordinasi promosi budaya Indonesia di Jepang. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap kontribusi luar biasa yang telah diberikan oleh komunitas seni budaya Indonesia di Negeri Sakura.
Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan diplomasi budaya antara Indonesia dan Jepang semakin kuat, serta kesenian Indonesia dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas di Jepang.
Baca juga: Perkuat Kerja Sama, KBRI Tokyo Hadir pada Miyagi Ambassador Summit 2025