Channel9.id-Jakarta. Mendagri Tito Karnavian menegaskan, pemerintah hadir untuk menyelamatkan rakyat dari dampak negatif produk-produk tembakau. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan dibentuknya regulasi tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
“Di antaranya dalam bentuk regulasi yang mengatur tentang kawasan bebas rokok. Baik di tempat pemerintah maupun di ruang-ruang publik dan tempat-tempat swasta juga,” ujarnya di hadapan awak media, di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Ia menekankan, pemerintah tidak hendak mematikan industri tembakau, melainkan melakukan pengendalian. Menurutnya, secara luas, industri tembakau—khususnya rokok—memiliki dampak yang sangat negatif bagi kesehatan. Selain itu, rokok juga menjadi salah satu pemicu utama peningkatan risiko penyakit pada masyarakat.
Menurutnya, upaya dalam menangani persoalan rokok dapat dilakukan baik oleh individu maupun kelompok. Namun, dari sisi pemerintah, langkah tersebut dapat dijalankan melalui penerapan regulasi secara aktif. Ia berharap momentum Rakornas kali ini dapat menjadi penggerak bagi semua pihak untuk lebih sadar akan bahaya rokok.
“Menjadi penting untuk menjadi wake up call bagi kita semua, untuk kita membuat kebijakan yang lebih sungguh-sungguh untuk mengurangi dampak negatif dari tembakau, rokok. Di antaranya spesifik yang kita bicarakan adalah mengenai hari ini, mengenai kawasan bebas rokok,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Tito juga meminta pemerintah daerah untuk membangun lebih banyak ruang publik. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkannya untuk berolahraga sehingga mampu menjadi salah satu upaya efektif mencegah penyakit. Ia juga mengajak Pemda untuk belajar dari Singapura dalam hal penyediaan ruang terbuka bagi masyarakat.
“Itu lebih murah membuat tempat ruang terbuka, taman, lain-lain dibanding masyarakat sudah sakit diberikan subsidi. Itu lebih murah. Kita mendorong masyarakat, kepala daerah memiliki pemikiran yang sama,” tandasnya.
Baca juga: Mendagri: Pembangunan Infrastruktur Perlu Sinergi Pusat dan Daerah