Internasional

Media Rusia Sebut George Soros dan NED Dalangi Demo Rusuh di Indonesia

Channel9.id – Jakarta. George Soros, miliarder Yahudi berkebangsaan Hongaria-Amerika Serikat (AS), dan lembaga National Endowment for Democracy (NED) disebut mendalangi demo ricuh di berbagai wilayah di Indonesia dalam sepekan terakhir.

Analis geopolitik yang berfokus pada hubungan internasional, Angelo Giuliano, dalam wawancaranya dengan Media Rusia, Sputnik Globe, menduga NED menjadi pihak di balik demo ricuh di Indonesia. NED diketahui telah mendanai salah satu media Indonesia sejak tahun 1990-an.

Pihak kedua, kata dia, adalah Open Society Foundations (OSF) milik George Soros. OSD aktif sejak tahun 1990-an dengan lebih dari USD8 miliar di seluruh dunia dan mendukung kelompok-kelompok seperti TIFA.

Giuliano mengatakan dugaan keterlibatan mereka menimbulkan pertanyaan tentang agenda tersembunyi yang perlu ditelusuri.

“Selain itu, ini terkait dengan fokus Indo-Pasifik baru-baru ini di tengah ketegangan seperti konflik Kamboja-Thailand, yang mengisyaratkan motif geopolitik,” ujarnya, dikutip dari Sputnik Globe (2/9/2025).

“Ini persis seperti yang terjadi di Serbia. G7 menginginkan diktator lain yang didukung Amerika Serikat, seperti Soeharto di masa lalu,” imbuh Jeff J Brown, penulis The China Trilogy dan pendiri Seek Truth From Facts Foundation.

Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto tidak sesuai dengan agenda mereka karena dia sedang meningkatkan hubungan dengan China, Rusia, SCO, dan BRICS.

“Negara ini adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan telah secara terbuka bekerja sama dengan China dalam Belt and Road Initiative global China,” paparnya.

Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedelapan di dunia dalam hal paritas daya beli (PPP), ekonomi terbesar di ASEAN, dan negara terpadat keempat, dengan hampir 300 juta penduduk.

“Dari sudut pandang imperialisme Barat, semua ini menjadi sasaran empuk bagi Indonesia, target yang sangat layak untuk diserang dengan revolusi warna yang direkayasa Barat,” kata Brown.

Adapun aksi demo berujung ricuh yang terjadi sejak Kamis (28/8/2025) itu memaksa Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke China sekaligus absen dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) yang digelar pada 31 Agustus–1 September 2025 di Tianjin, China.

Aksi protes bermula pada awal pekan lalu setelah muncul laporan bahwa 580 anggota DPR akan menerima tunjangan perumahan mencapai Rp50 juta per bulan di luar gaji pokok.

Kebijakan ini pun menimbulkan kritik luas karena dianggap berlebihan dan tidak sensitif di tengah kondisi ekonomi sulit, pengangguran yang meningkat, serta tekanan biaya hidup.

Ketegangan semakin memuncak setelah meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online berusia 21 tahun, tewas dilindas kendaraan taktis Brimob.

Hingga Selasa (2/9/2025), sebanyak 8 orang dilaporkan tewas dalam aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai wilayah selama sepekan terakhir ini.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  24  =  29