Menhan Prabowo Bertemu Menhan China
Nasional

Prabowo Hadiri Parade Militer Raksasa China, Simbol Hubungan Strategis RI–Beijing

Channel9.id, JAKARTA – Beijing menggelar parade militer akbar pada Rabu (3/9/2025) untuk menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II dan kekalahan Jepang. Acara yang dipusatkan di Lapangan Tiananmen ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia sejarah, tetapi juga panggung bagi Presiden Xi Jinping untuk menegaskan posisi China sebagai kekuatan global yang tak bisa diabaikan.

Menurut Xinhua, parade dimulai pukul 09.00 waktu setempat (08.00 WIB). Pameran alutsista mencakup teknologi terbaru, mulai dari drone hingga rudal hipersonik, serta ratusan jet tempur milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Simbolisme juga terasa kuat: 80 peniup terompet melambangkan delapan dekade sejak Jepang menyerah, sementara 14 barisan musisi menggambarkan tahun-tahun perlawanan rakyat China sejak invasi Jepang ke Manchuria pada 1931.

Xi Jinping dijadwalkan memberikan pidato, sementara 45 kontingen pasukan melintas di hadapannya dalam parade berdurasi sekitar 70 menit. Kursi berwarna hijau, merah, dan emas yang menghiasi Lapangan Tiananmen menegaskan narasi “tanah subur, pengorbanan rakyat, dan perdamaian” yang ingin dikedepankan Beijing.

Diplomasi Melalui Kehadiran Pemimpin Dunia

Ajang ini juga menjadi arena diplomasi. Wakil Menlu Hong Lei menyebut sedikitnya 26 pemimpin asing hadir, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, hingga Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. Dari Eropa, hanya PM Slovakia Robert Fico dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic yang memilih hadir, keduanya dikenal dekat dengan Moskow.

Kehadiran Kim Jong-un menjadi sorotan karena untuk pertama kalinya dalam 66 tahun seorang pemimpin Korea Utara ikut serta dalam parade Beijing. Ia tiba dengan kereta lapis baja yang melintasi perbatasan pada Selasa pagi.

Dari Indonesia, Presiden Prabowo Subianto juga hadir setelah sehari sebelumnya bertolak dari Jakarta. Semula undangan Xi Jinping dijadwalkan sejak 31 Agustus, namun keberangkatan Prabowo sempat tertunda akibat eskalasi situasi politik di dalam negeri. Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, ada permintaan khusus dari Beijing agar Prabowo hadir dalam momen bersejarah ini.

Mengapa Parade Ini Penting?

Bagi China, parade militer bukan sekadar unjuk kekuatan. Ia mengandung pesan politik yang dalam: Partai Komunis China (PKC) meneguhkan diri sebagai pemenang perang melawan Jepang, sekaligus penjaga stabilitas kawasan saat ini.

Sejarahnya panjang. Perlawanan terhadap Jepang sejak 1931 menelan korban sekitar 20 juta rakyat China, mayoritas sipil. Meski Kuomintang dan PKC kala itu sempat bersatu melawan invasi, perang saudara kembali pecah usai Jepang menyerah pada 1945. PKC kemudian keluar sebagai pemenang pada 1949 dan mendirikan Republik Rakyat China.

Sejak 2014, pemerintah China menetapkan 3 September sebagai Hari Kemenangan. Parade tahun ini, yang disebut terbesar dalam sejarah, dibaca sebagai sinyal politik: Beijing ingin mengingatkan dunia bahwa ia bukan hanya korban perang, tetapi juga kekuatan yang berhasil bangkit.

Dengan hadirnya pemimpin negara sahabat, termasuk Prabowo, Xi Jinping mengirim pesan bahwa pengaruh China terus menguat, baik di Asia maupun di panggung internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  67  =  69