Channel9.id, Jakarta – Nama Ahmad Erani Yustika kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menggantikan Dadan Kusdiana. Penunjukan ini tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 147/TPA Tahun 2025 yang diteken pada 10 September 2025.
Saat ini, Erani juga dikenal sebagai Sekretaris Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional yang dibentuk Presiden Prabowo, sekaligus menjabat Komisaris PT Pertamina Patra Niaga. Sebelum penugasan baru ini, ia pernah menjadi Kepala Sekretariat Wakil Presiden pada 2022.
Jejak Akademis dan Karier
Lahir di Ponorogo tahun 1973, Erani menempuh pendidikan S1 di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Brawijaya (1996). Ia melanjutkan studi S2 di University of Göttingen, Jerman, dan meraih gelar doktor bidang Ekonomi Kelembagaan pada 2005 melalui beasiswa GTZ dan DAAD.
Sejak 1997, Erani mengabdi sebagai dosen di Universitas Brawijaya hingga akhirnya dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi Kelembagaan pada 2010. Di kampus, ia sempat memimpin Program Magister Ilmu Ekonomi dan menjadi Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi.
Selain berkarier di akademik, Erani aktif di berbagai lembaga strategis. Ia menjabat Direktur Eksekutif INDEF (2008–2015), Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) (2010–2017), hingga dipercaya memimpin sejumlah focus group di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Dalam pemerintahan, kiprahnya meliputi posisi Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) (2015–2017), Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) (2017–2018), serta Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi (2018–2019).
Erani berulang kali meraih penghargaan, antara lain Dosen Berprestasi I Universitas Brawijaya (2006, 2009), Dosen Berprestasi Nasional, serta Penulis Buku Paling Produktif Fakultas Ekonomi UB (2007). Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum IKA UB periode 2019–2023.
Dalam dunia BUMN, ia pernah duduk sebagai komisaris di PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan kini di PT Pertamina Patra Niaga.