Nasional

Koalisi Sipil Kritik Prabowo soal Senioritas di TNI: Masalah Utamanya adalah Kedekatan Politik

Channel9.id – Jakarta. Koalisi Masyarakat Sipil menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam peringatan HUT ke-80 TNI keliru dan berpotensi menyesatkan prajurit dalam memahami tugas dan fungsinya sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Dalam pidatonya, Prabowo menyebut seleksi kepemimpinan di tubuh TNI tidak perlu terlalu memperhitungkan senioritas, melainkan menitikberatkan pada prestasi, pengabdian, dan cinta tanah air.

Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra menjelaskan, persoalan utama dalam mutasi dan promosi TNI bukanlah soal senioritas, tetapi karena politisasi yang kuat di tubuh TNI. Ia menilai kenaikan pangkat dan jabatan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor politik dan kedekatan kekuasaan ketimbang prestasi dan profesionalitas.

“Masalah yang terjadi terkait mutasi dan promosi bukan masalah senior dan junior yang tidak berpengalaman, tapi masalah utamanya adalah politik,” kata Ardi dalam siaran pers Koalisi Masyarakat Sipil, diterima Rabu (8/10/2025).

“Sejak era Presiden Jokowi hingga kini, pertimbangan promosi prajurit TNI lebih banyak karena kedekatan politik,” sambungnya.

Koalisi menilai Prabowo telah mengabaikan prinsip meritokrasi sejak awal dengan menjadikan faktor kedekatan dan kesetiaan sebagai dasar mutasi dan promosi. Ardi mencontohkan kasus kenaikan pangkat luar biasa Letkol Inf. Teddy Indra Wijaya yang menunjukkan bagaimana meritokrasi terpangkas oleh intervensi politik.

Menurutnya, promosi dan mutasi cenderung hanya terjadi pada prajurit yang memiliki akses politik dan ekonomi terhadap kekuasaan. Sebaliknya, perwira yang tidak memiliki kedekatan dengan kekuasaan kesulitan mendapatkan promosi, meski memiliki pengalaman dan prestasi.

“Fakta memperlihatkan adanya perwira junior yang memiliki akses politik dan kekuasaan mendapatkan kenaikan pangkat secara fantastis sebagaimana terjadi kepada Letkol Teddy Indra Wijaya,” ujar Ardi.

“Hal tersebut mengabaikan meritokrasi di tubuh TNI sekaligus menjadi pembenaran atas praktik keliru yang dilakukan Presiden,” lanjutnya.

Koalisi menilai tindakan Prabowo tersebut menunjukkan adanya kontrol sipil subjektif, bukan kontrol sipil objektif yang seharusnya menekankan pembagian otoritas dan keahlian secara profesional. Akibatnya, profesionalisme TNI dinilai semakin rusak.

Selain itu, Koalisi menilai Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada sejumlah perwira atau purnawirawan yang pernah terlibat dalam pelanggaran berat, termasuk kasus penghilangan paksa. Koalisi menilai langkah itu bertentangan dengan prinsip keadilan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Koalisi juga menyoroti kontradiksi antara pidato Prabowo dan politik hukum pemerintah dalam revisi UU TNI. Revisi tersebut justru memperpanjang masa pensiun perwira tinggi yang menyebabkan kemandekan promosi dan regenerasi di tubuh TNI.

“Koalisi mendesak Prinsip meritokrasi harus dikembalikan dalam rangka promosi kenaikan pangkat serta jabatan dalam tubuh TNI untuk menghindari terjadi kontestasi antar prajurit dengan mengabaikan penghormatan terhadap Konstitusi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku serta penghormatan HAM,” pungkas Ardi.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menekankan kepemimpinan TNI harus mengutamakan profesionalisme dan keteladanan. Ia mengingatkan pimpinan di semua tingkatan untuk terus membina diri serta memberi keteladanan.

“Kepemimpinan di TNI harus kepemimpinan keteladanan, harus kepemimpinan Ing Ngarso Sung Tulodo, harus memberi contoh di depan. Tidak ada tempat untuk pemimpin-pemimpin yang tidak kompeten, yang tidak profesional, yang tidak mengerti tugasnya,” kata Prabowo saat memberikan amanat Upacara Peringatan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025).

Ia menambahkan, seleksi kepemimpinan tidak semata-mata berdasarkan senioritas. Yang lebih utama adalah prestasi, pengabdian, dan kecintaan pada tanah air.

“Saya memberi izin kepada panglima TNI dan kepala staf dalam rangka seleksi kepemimpinan tidak perlu terlalu memperhitungkan senioritas yang penting prestasi, pengabdian, cinta tanah air. Tugas yang dibebankan kepada TNI tidak ringan,” ucap Prabowo.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

56  +    =  64