Channel9.id – Yogyakarta. Legislator Fraksi Partai Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, menilai hasil survei nasional Indonesia Political Opinion (IPO) yang menempatkan Partai Gerindra di posisi teratas merupakan bukti nyata kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam survei yang dilakukan pada 9–17 Oktober 2025 itu, Gerindra unggul dengan 33,5 persen elektabilitas, disusul PDI Perjuangan 16,4 persen, Golkar 9,1 persen, PKB 6,2 persen, dan PAN 5,0 persen.
Politisi yang akrab disapa DWS ini menuturkan, capaian tersebut tidak lahir begitu saja, melainkan hasil dari kerja nyata partai yang konsisten hadir di tengah masyarakat.
“Angka elektabilitas di atas 30 persen bukan sekadar statistik, tapi cerminan kepercayaan rakyat terhadap kerja nyata dan konsistensi Gerindra dalam memperjuangkan kepentingan bangsa,” ujar DWS, Rabu (22/10/2025).
DWS yang juga Ketua DPD Gerindra DIY menambahkan, dominasi Gerindra menunjukkan publik semakin merasakan manfaat dari kepemimpinan Prabowo Subianto di pemerintahan, baik di bidang pertahanan, pangan, maupun pembangunan ekonomi rakyat.
“Kepemimpinan yang tegas, visioner, dan berakar pada nilai-nilai kerakyatan menjadi faktor utama yang membuat masyarakat menaruh harapan besar pada Gerindra,” imbuhnya.
DWS juga menegaskan bahwa tingginya elektabilitas Gerindra juga menjadi penyemangat sekaligus pengingat bagi seluruh kader untuk terus bekerja dengan integritas.
“Kepercayaan publik tidak boleh membuat kita berpuas diri. Ini adalah amanah yang harus dijaga dengan kinerja, keteladanan, dan keberpihakan kepada rakyat,” tegas anggota DPR RI Komisi V ini.
DWS menilai, hasil survei IPO sekaligus menandakan arah politik Indonesia yang semakin sehat. Publik kini menilai partai bukan sekadar dari retorika, tetapi dari rekam jejak dan kontribusi nyata di lapangan.
“Gerindra bukan hadir hanya untuk menang, tapi untuk membangun Indonesia Raya. Kami ingin terus merangkul seluruh elemen bangsa demi Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berdaulat,” tutup DWS.
Survei IPO melibatkan 1.200 responden dari seluruh provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error ±2,9 persen.