Channel9.id, Jakarta – Di tengah skeptisisme publik terhadap kinerja pemimpin di tingkat akar rumput, satu sosok membuktikan bahwa perubahan besar bisa lahir dari lorong sempit di Jakarta Timur. Namanya Taufiq Supriadi, Ketua RT 8 RW 4 Kelurahan Malaka Jaya. Dari gang selebar dua meter, ia menjadikan lingkungannya laboratorium hidup inovasi warga — tempat di mana ide, energi, dan gotong royong bersatu untuk membangun masa depan yang berkelanjutan.
Bagi Taufiq, tugas seorang ketua RT bukan sekadar mengurus surat domisili atau pendataan warga. Ia memandang RT sebagai unit terkecil negara yang paling dekat dengan rakyat, dan karena itu harus menjadi motor perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Inovasi pertamanya berawal dari saluran air beton (U-ditch) di depan rumah. Alih-alih dibiarkan kosong, Taufiq bersama warga mengubahnya menjadi Kolam Budidaya Ikan Sehat Dua Lantai — bagian bawah tetap berfungsi sebagai saluran air, sementara bagian atas digunakan untuk budidaya ikan lele dan nila.
“Ide ini sederhana, warga ingin makan ikan dari hasil kerja sendiri. Airnya tetap mengalir, tapi ekonominya juga ikut mengalir,” ujarnya saat jadi pembicara Innovation Talks Jakarta Innovation Days (JID) 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
Melalui kelompok tani Bersama Tumbuh Maju, sistem bagi hasil diterapkan secara transparan: 80 persen untuk pengelola, 20 persen untuk kas sosial RT dan RW. Gotong royong di sini bukan sekadar semboyan, melainkan sistem ekonomi sosial yang nyata dan terukur.
Tidak berhenti pada pangan, Taufiq kini memimpin pembangunan Monumen Energi Surya Nasional 10 kWp, yang digagas sebagai Solar Learning Point pertama di kawasan padat penduduk. Panel surya dipasang di atap rumah dan pagar cerdas di lantai dua, berfungsi untuk menyalakan pompa air, lampu penerangan, dan aerator kolam ikan konsumsi.
“Kalau satu RT bisa mandiri energi, bayangkan kalau semua RT di Jakarta menyalakan cahayanya sendiri. Pemerintah tak lagi sendirian,” katanya.
Memasuki era digital, Taufiq memperkenalkan RTOnline, sistem digital yang mencatat data warga dan keuangan secara transparan. Laporan iuran, dana sosial, hingga alokasi Dana Operasional Gubernur (berdasarkan Kepgub DKI No. 587/2022) bisa diakses secara terbuka.
Lebih dari itu, RT8 menjadi pionir Pusat Data Nasional Pencegah Krisis Planet, memantau carbon saving, tanaman produktif, dan dampak sosial tiap RT. Dengan pendekatan bottom-up, data akurat dari level RT diharapkan bisa membantu pemerintah dalam memvalidasi bansos dan kebijakan sosial.
“RT harus paling tahu warganya. Perubahan besar dimulai dari data kecil yang jujur,” tutur Taufiq.
Pengakuan Dunia untuk Inovasi dari Lorong Sempit
Perubahan di RT 8 RW 4 tak hanya bergema di tingkat kota. Inovasi ini telah mendapatkan Rekor MURI, sertifikasi HAKI, dan pengakuan dari International Board of Standards (USA). Taufiq bahkan dua kali diundang ke Tiongkok, terakhir tampil di CCTV China dalam program China Entrepreneur Zhongke Fei Bian Bao membawa nama Indonesia sebagai contoh nyata gerakan warga menjaga bumi dari kawasan padat penduduk.
Kini, RT8 RW4 Malaka Jaya bukan sekadar permukiman, melainkan pusat pembelajaran hidup (Living Lab) bagi RT lain di Indonesia. Taufiq berharap gerakan ini menjadi inspirasi nasional.
“Kami ingin RT8 menjadi tempat belajar bagi siapa pun yang ingin menjaga bumi. Dari gang kecil, kita menyalakan perubahan besar,” ujarnya penuh semangat.