Channel9.id – Jayapura. Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) menggelar aksi damai di Jayapura, Senin (27/10/2025). Aksi bertajuk “Hutan Papua Dibabat, Manusia Papua Menjerit, Cenderawasih Dibakar—Masihkah Indonesia Punya Nurani untuk Rakyat Papua?” ini menyoroti perusakan lingkungan dan pembakaran simbol Burung Cenderawasih oleh pihak BBKSDA Papua.
Dilansir dari Nokenlive, massa aksi telah berkumpul di tiga titik utama sejak pagi, yakni di gapura Uncen atas, Uncen bawah, dan area Expo Waena. Sekitar pukul 11.30 WIT, seluruh peserta aksi memadati kawasan Perumnas III Waena untuk menyampaikan aspirasi kepada Majelis Rakyat Papua (MRP).
Namun, kekecewaan muncul karena perwakilan MRP yang dijadwalkan hadir tidak datang ke lokasi aksi. Mahasiswa menilai ketidakhadiran itu sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi mereka.
Ketua MPM Uncen, Yunus Kobepa, menyatakan bahwa mahasiswa kecewa berat karena MRP telah berjanji menerima aspirasi mereka.
“Sasaran kami hari ini adalah MRP, tapi mereka tidak datang. Karena itu, kami tidak membacakan pernyataan sikap. Kami, BEM dan MPM Uncen, bertanggung jawab atas gerakan ini. Kampus akan kami tutup, dan dalam beberapa hari ke depan kami akan gelar aksi jilid II yang lebih besar dengan sasaran langsung ke kantor MRP,” kata Yunus.
Wakil Koordinator Lapangan Umum, Yanuarius Kadepa, menjelaskan bahwa pernyataan sikap belum dibacakan karena masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan pihak MRP.
“MRP Provinsi Papua sedang berada di luar daerah untuk mengikuti peringatan satu abad, sehingga mereka belum bisa hadir. Ketua I dan Ketua II sebenarnya masih di Jayapura, tetapi karena faktor internal dan keamanan, belum bisa datang,” jelasnya.
Ia menambahkan, mahasiswa siap kembali turun ke jalan setelah MRP tiba di Jayapura.
“Informasi yang kami terima, MRP dijadwalkan tiba besok. Jadi besar kemungkinan aksi lanjutan dilakukan Rabu atau Kamis, tergantung hasil musyawarah mahasiswa Uncen,” ujarnya.
Aksi tersebut juga menjadi wujud protes atas pembakaran simbol Burung Cenderawasih yang dianggap melukai kehormatan Universitas Cenderawasih. Mahasiswa menilai tindakan itu telah mencederai identitas kampus dan harga diri masyarakat Papua.
“Burung Cenderawasih bagi kami bukan sekadar hewan, tapi simbol kehormatan dan identitas kampus. Kami menolak keras tindakan pembakaran itu,” tegas Yanuarius.
Sebelumnya, pimpinan kampus dan perwakilan mahasiswa telah menggelar rapat bersama sejumlah lembaga terkait di DPRP. Namun, pertemuan tersebut berakhir ricuh dan dibubarkan oleh sebagian mahasiswa.
“Setelah rapat itu, kami sepakat turun aksi hari ini sebagai bentuk sikap tegas mahasiswa Uncen,” tambahnya.
Mahasiswa Uncen menuntut agar MRP segera hadir dan mendengarkan langsung aspirasi mereka. Mereka juga menegaskan agar insiden pembakaran simbol Cenderawasih tidak terulang kembali.
“Cenderawasih bukan sekadar burung, tapi simbol kehormatan, identitas, dan nama besar Universitas Cenderawasih,” tutup Kadepa.
HT





