Channel9.id – Bandung. Sampah menjadi problem kota-kota besar di Indonesia. Data menunjukan di DKI Jakarta saja, Dinas Kebersihan mencatat setiap harinya 7000 ton sampah dihasilkan dari pemukiman maupun perkantoran. Dari jumlah tersebut terus meningkat setiap harinya, karena gaya hidup orang yang sulit berubah, terutama terkait penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara tempat-tempat penampungan sampah kondisinya memprihatinkan, tidak mampu menampung sampah yang terus bertambah. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sangat kritis, sementara mendapatkan lahan untuk TPA baru juga sudah sangat sulit dan mahal.
Selain itu tatakelola sampah yang dilakukan pemerintah daerah dan warga masyarakat masih belum berjalan secara benar dan optimal, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang sampah.
Menanggapi problem sampah PT Hariff Daya Tunggal Engineering (HDTE) , yang juga bergerak di bidang energy terbarukan mencoba mencari solusi.
Menurut Achmad Setiawan, Direktur Marketing PT HDTE , yang dilakukan pihaknya adalah dengan mengembangkan metode pengolahan sampah menggunakan teknologi lokal. “Metode tersebut dikenal dengan metode Fermentasi/Peuyeumisasi, yaitu suatu proses pengolahan sampah menggunakan bakteri “Bioactivator”,” jelasnya.
Bioactivator hasil kreasi PT Hariff Daya Tunggal Engineering berbentuk cairan dan berisi bakteri-bakteri positif. “Proses fermentasi dilakukan dengan cara merendam sampah dengan Bioactivator, setelah di fermentasi bisa meningkatkan kalori conten dari 1200 Kcal/kg menjadi sekitar 2600-3000 Kcal/kg., “ jelasnya.
Sampah ini kemudian dijadikan Briket atau Pellet untuk diproses melalui gasifikasi menjadi bahan bakar gas engine (genset) atau sebagai campuran batubara di PLTU. PT Hariff DTE bekerjasama dengan LIPI untuk Uji coba Biomass coal fermented (BCF) sebagai penghasil listrik dengan metode gasifikasi. Dan hasilnya sangat memuaskan, briket sampah bisa membangkitkan generator listrik.
Briket sampah ini bisa menjadi solusi bagi daerah daerah yang belum tersentuh aliran listrik. karena bisa menghasilkan energy listrik dengan sangat mudah, cukup mengubah sampah menjadi briket. Sementara bahan baku sampah juga sangat mudah diperoleh.
Pengolahan sampah menjadi energy ini bisa juga menjadi solusi mengatasi problem sampah yang dihadapi oleh pemerintah dan kalangan swasta. Masyarakat bisa mengelola sampah memiliki nilai tambah ekonomis, melalui proses fermentasi dan pembuatan briket atau pelet sampah. Briket sampah ini siap digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.