Channel9.id – Sumatera Barat. Pemerintah mulai merealisasikan pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi warga terdampak bencana di sejumlah wilayah Sumatera Barat sebagai bagian dari percepatan pemulihan pascabencana.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pembangunan tersebut dilakukan secara bertahap di beberapa kabupaten dan kota. Di Kabupaten Pesisir Selatan, pembangunan huntara direncanakan berlokasi di Jorong Taratak Teleng, Nagari Puluik-Puluik, dan saat ini masih berada pada tahap persiapan.
Proses yang berjalan difokuskan pada pematangan lahan sebelum pelaksanaan pembangunan fisik dimulai.
“Saat ini proses pematangan lahan. Tahap I alokasi untuk 73 kepala keluarga,” demikian dikutip dari laporan BNPB, Rabu (17/12/2025).
Sementara itu, pembangunan huntara di Kabupaten Lima Puluh Kota telah dimulai sejak 15 Desember 2025 dengan menggunakan format kopel atau barak sebagai hunian sementara. Skema ini disiapkan untuk menampung warga terdampak secara kolektif dalam satu kawasan.
“Tahap I telah dimulai sebanyak 60 kepala keluarga, yaitu unit dalam format kopel atau barak. Kapasitas dalam satu kopel atau barak sebanyak lima unit, sehingga target pembangunan tahap awal sebanyak 12 kopel atau barak,” tulis BNPB dalam laporannya.
Pembangunan huntara juga direncanakan di Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Agam yang saat ini masih berada pada tahap pematangan lahan. BNPB mencatat alat berat, material, serta personel TNI telah disiagakan di lokasi untuk mendukung percepatan pekerjaan.
“Pelaksanaan dimulai tanggal 15 Desember 2025. Alat berat, material, dan personel TNI telah berada di lokasi,” ungkap BNPB.
Untuk Kota Padang, BNPB menyebutkan usulan pembangunan huntara masih dalam tahap penyusunan. Sementara itu, sebagian warga terdampak telah ditempatkan sementara di rumah susun Kampung Nelayan, Kecamatan Koto Tangah.
Di Kabupaten Lima Puluh Kota, BNPB mencatat progres fisik pembangunan huntara terus berlangsung hingga pertengahan Desember 2025. Hingga 17 Desember 2025, pembersihan lahan telah mencapai sekitar 4.700 meter persegi atau sekitar 75 persen dari total lahan yang dapat dimatangkan.
Selain pembersihan lahan, pekerjaan konstruksi juga mulai berjalan pada sejumlah barak di Kabupaten Lima Puluh Kota. BNPB melaporkan pemasangan bouplank lantai telah dilakukan pada dua barak, sementara satu barak lainnya memasuki tahap pengecoran lantai dengan progres sekitar 90 persen.
Dalam pelaksanaan pembangunan huntara di wilayah tersebut, personel lintas satuan dikerahkan secara terpadu untuk mendukung pekerjaan di lapangan. Kekuatan personel terdiri atas 40 personel Kodim, 25 personel Yonif 131/Brs, serta 20 personel Zipur yang bekerja sesuai tahapan yang direncanakan.
HT





