Channel9.id, GRESIK – Di tengah percepatan transformasi digital, kecakapan dalam menggunakan ruang siber secara bijak dan produktif menjadi kebutuhan mendesak. Menyikapi hal ini, Anggota Komisi VI DPR RI, Khilmi dari Fraksi Gerindra, menyelenggarakan Sosialisasi Literasi Digital bagi pelajar, pemuda, dan pelaku UMKM di Gresik, Sabtu (20/12/2025).
Acara yang didukung PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan dihadiri sekitar 100 peserta dari berbagai latar belakang ini menekankan bahwa literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, melainkan fondasi untuk membangun ketangguhan masyarakat di dunia maya.
“Tanpa adanya kecakapan digital, maka para pengguna internet bisa terjebak dalam tindakan-tindakan yang kontraproduktif, seperti halnya judi online, penyebaran hoaks, dan sebagainya,” tegas Khilmi dalam paparannya.
Khilmi menegaskan, literasi digital mencakup spektrum kemampuan yang lebih luas. Ia meliputi kapasitas untuk mengakses, memahami, mengevaluasi secara kritis, dan menggunakan informasi digital dengan bertanggung jawab.
“Literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis menggunakan perangkat smartphone atau komputer. Namun memiliki makna lebih luas, termasuk kemampuan analisis informasi, kesadaran akan keamanan data online, serta penerapan etika digital dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Kemampuan berpikir kritis, lanjutnya, adalah inti dari literasi di era banjir informasi. Survei UNESCO (2023) yang ia kutip menunjukkan betapa gentingnya situasi: sekitar 60% pelajar di dunia belum mampu mengenali berita palsu dengan benar.
“Dengan literasi digital, maka kalangan pemuda dan pelajar tidak serta merta percaya pada setiap informasi yang mereka lihat di internet. Mereka akan terbiasa melakukan verifikasi, membandingkan sumber, dan membentuk opini berdasarkan data yang akurat,” ujar Khilmi.
Di sisi lain, Khilmi juga menyoroti peluang besar yang ditawarkan dunia digital. Hampir semua lini kehidupan, mulai dari bisnis, pendidikan, perbankan, hingga layanan pemerintah, telah bertransformasi ke sistem berbasis aplikasi dan internet.
“Sekarang ini hampir semua bisnis sudah menggunakan teknologi internet… Kemajuan teknologi digital ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan bisnis, dan sebagainya,” paparnya.
Dalam konteks ini, pemuda dinilai memegang peran strategis. Sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi, mereka diharapkan tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga penggerak inovasi.
“Pemuda yang memiliki literasi digital yang baik dapat mengelola teknologi untuk mendukung pembelajaran, inovasi, dan pengembangan diri,” tambah Khilmi.
Manfaat paling konkret dari literasi digital adalah membekali individu dengan ‘perisai’ terhadap berbagai ancaman dunia maya. Mulai dari cyberbullying, penipuan online, penyalahgunaan data pribadi, hingga eksploitasi finansial.
“Dengan pemahaman yang baik, maka (generasi muda) akan lebih berhati-hati dalam membagikan data pribadi, menggunakan media sosial secara bijak, dan menerapkan etika digital,” tandas Khilmi.
Sosialisasi ini diharapkan menjadi pemantik kesadaran kolektif akan pentingnya membangun kompetensi digital yang komprehensif. Bukan hanya untuk melindungi diri, tetapi lebih jauh, untuk memaksimalkan potensi diri dan berkontribusi positif dalam membangun peradaban digital yang sehat dan produktif.





