Minyak goreng
Ekbis

Begini Pesan Tegas Mentan/Kepala Bapanas Amran untuk Produsen MinyaKita

Channel9.id, JAKARTA – Masih adanya fluktuasi harga minyak goreng rakyat MinyaKita di tingkat konsumen disikapi oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Kepada para pelaku usaha, terutama produsen minyak goreng, Amran secara lugas mengingatkan agar tidak ada permainan harga, karena pemerintah akan menindak tegas.

Dugaan adanya skema bundling dari distributor ke pedagang eceran dengan menggabungkan MinyaKita dengan minyak goreng kemasan premium juga termasuk praktik yang akan ditelusuri dan diberi tindakan tegas. Kendati begitu, Amran tetap meminta pelaku usaha mematuhi regulasi MinyaKita yang telah ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan.

“Sampaikan ke seluruh pengusaha. Jangan mempermainkan harga. Kita tindak. Sudah, begitu saja. Janganlah mengambil kesempatan di saat saudara-saudara kita ini Natal dan Tahun Baru. Itu tidak baik untuk pengusaha dan tidak baik untuk rakyat dan negara. Ayo kita patuhi regulasi yang ada,” kata Amran ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Senin (29/12/2025).

Mengenai upaya mengatasi fluktuasi harga MinyaKita yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di Rp 15.700 per liter, pemerintah telah menetapkan target volume Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di tahun 2026. Salah satunya dalam bentuk minyak goreng sebesar 790 ribu kiloliter.

Ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 43 Tahun 2025 yang telah mulai berlaku saat ini. Beleid ini sudah mewajibkan produsen mendistribusikan MinyaKita paling sedikit 35 persen dari realisasi Domestic Market Obligation (DMO) kepada Perum Bulog dan atau BUMN pangan sebagai Distributor Lini 1 (D1).

Dalam berbagai kesempatan, Mentan/Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman menuturkan alasan bahwa MinyaKita tidak boleh melampaui HET, karena Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir minyak nabati terbesar di dunia. Ia geram jika harga minyak goreng di dalam negeri justru berfluktuasi.

Berdasarkan Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Kelapa Sawit yang dipublikasikan Kementerian Pertanian pada Agustus 2025, dilaporkan angka sementara produksi kelapa sawit Indonesia tahun 2024 dalam bentuk minyak sawit sebesar 47,47 juta ton. Ini disebut meningkat sebesar 0,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Masih dalam dokumen yang sama, dilaporkan pula bahwa Indonesia merupakan negara eksportir yang menguasai pangsa pasar minyak sawit di kancah global sebesar 48,38 persen. Sementara Malaysia di urutan selanjutnya dengan 32,80 persen. Ini berdasarkan data Trademap tahun 2020 dan 2024 dengan Harmonized System Code atau kode HS 1511.

“Kemarin, Alhamdulillah, terima kasih juga kepada pengusaha, sebagian besar harga-harga relatif stabil. Kami ke Jawa Timur, kami ucapkan terima kasih teman-teman atas pengertiannya,” ucap Amran.

“Yang naik sedikit adalah minyak goreng. Ada dua titik kami temukan. Kami langsung serahkan ke Dirkrimsus (Direktur Reserse Kriminal Khusus) Polda Jawa Timur untuk disampaikan ke Pak Kapolda, (agar) itu ditindak,” ujar Amran.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan turut mengamini agar pelaksanaan distribusi MinyaKita terkait DMO ke BUMN dijalankan dengan baik dan benar. “Minyak goreng juga agar bisa dikendalikan yang DMO, itu 30 persen. Itu nanti melalui BUMN, apakah bulog, apakah ID FOOD,” ucapnya dalam jumpa dengan awak media.

Untuk diketahui, kondisi stok CPP dalam bentuk minyak goreng di penghujung tahun 2025 ini masih berada di level yang cukup baik. Per 29 Desember dalam catatan Bapanas, Perum Bulog masih menyimpan CPP minyak goreng total sejumlah 5 ribu kiloliter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

74  +    =  80