Channel9.id-Jakarta. Wamendagri Akhmad Wiyagus meminta pemerintah daerah (Pemda) meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menurutnya, ancaman inflasi di akhir 2025 berpotensi diperparah oleh cuaca ekstrem yang mengganggu distribusi dan ketersediaan pasokan.
Hal itu disampaikan Wiyagus saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan Evaluasi Dukungan Pemda dalam Program Tiga Juta Rumah. Rapat digelar secara hybrid dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (29/12/2025).
“Kita selalu mengingatkan bahwa tidak boleh ada daerah yang lengah. Seluruhnya harus segera melakukan langkah dan kebijakan yang tepat dalam meredam inflasi,” tegas Wiyagus.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu keempat Desember 2025, Wiyagus mengungkapkan adanya sinyal peringatan dini terhadap kenaikan harga sejumlah komoditas strategis, khususnya bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Ia merinci, jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga bawang merah meningkat dari 315 daerah pada minggu ketiga menjadi 319 daerah pada minggu keempat Desember 2025. Kenaikan harga cabai rawit juga terjadi, dari 276 daerah menjadi 283 daerah. Selain itu, daging ayam ras turut menunjukkan tren kenaikan, disusul cabai merah, telur ayam ras, bawang putih, dan minyak goreng.
“Pemerintah daerah yang responsif adalah yang bergerak berdasarkan tren, bukan hanya menunggu angka inflasi akhir. Ini harus dipahami sebagai early warning,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sonny Harry Budiutomo Harmadi mengingatkan bahwa dinamika inflasi pangan pada Desember perlu dicermati berdasarkan pola historis. Ia menyebut, pada Desember 2023 dan 2024 sejumlah komoditas seperti telur ayam ras, beras, dan daging ayam ras menjadi penyumbang inflasi, meskipun pada 2025 beberapa komoditas tersebut tercatat mengalami deflasi.
Menutup arahannya, Wiyagus mengajak Pemda menjadikan evaluasi pengendalian inflasi sepanjang 2025 sebagai pijakan strategis menghadapi 2026. Ia menekankan pentingnya kolaborasi pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga serta daya beli masyarakat.
“Upaya kepala daerah harus benar-benar fokus pada peningkatan produktivitas pangan, pengelolaan stok sesuai pola konsumsi, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang, agar kenaikan harga tidak berulang,” pungkasnya.
Baca juga: Mendagri Wanti-wanti Pemda Siaga Hadapi Nataru dan Cuaca Ekstrem





