Channel0.id-Jakarta. Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan salah satu penyebab larinya modal asing (capital outflow) adalah kurang memadainya upaya penanganan virus corona (Covid-19) oleh pemerintah Indonesia. Bersadarkan
hasil riset big data perbincangan masyarakat di sosial media Twitter terkait penanganan pemerintah menghadapi pandemi, cenderung negatif. “Ketika mereka respons, cepat tidak confidence (percaya diri) terhadap penanganan covid-19, akhirnya outflow cukup besar dari pasar Indonesia. Munculnya sentimen negatif dalam kebijakan ini, membuat fluktuasi susah dihentikan ” kata Eko, Minggu, 5 April 2020.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat capital outflow mencapai Rp104,39 triliun pada periode awal Maret hingga 24 Maret 2020. Namun, pada periode 30 Maret-2 April 2020 investor asing terpantau kembali net buy atau beli bersih di pasar keuangan domestik sebesar Rp3,28 triliun.
Meskipun modal asing kembali masuk, namun pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan indeks harga saham gabungan (IHSG) terlanjur jatuh. Pada perdagangan, Jumat, 3 April 2020, rupiah berada di posisi Rp16.430 per dolar AS. Meski menguat 0,39 persen, nilai rupiah merosot dibandingkan posisi awal Maret di Rp14.175 per dolar AS.
Ekonom senior Indef Didik J Rachbini memaparkan hasil analisa big data Indef menunjukkan bahwa mayoritas percakapan di media sosial Twitter memuat sentimen negatif kepada pemerintah dalam menangani virus corona. Indef menganalisa 145 ribu perbincangan dari 135 ribu pengguna Twitter tentang penanganan virus corona di Indonesia. Jumlah akun tersebut telah disaring dari akun yang dikategorikan buzzer.
Hasilnya, sebesar 66,28 persen memberikan sentimen negatif dan hanya 33,72 persen sentimen positif. Data tersebut dihimpun Indef selama tiga pekan yakni Kamis, 27 Februari 2020 hingga Minggu, 22 Maret 2020. “Itu berarti, pemerintah tidak mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat ditunjukan oleh (perbincangan) sentimen negatif,” jelasnya.