Channel9.id-Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan kasus Ravio Patra bisa menjadi pembelajaran bagi aparat kepolisian dan masyarakat.
“Pelajaran yang kedua tentu kepada aparat, tetapi kami akan menahan diri juga. Kalau tidak ada bukti yang kuat, ya, anggap saja itu sebagai kritik,” kata Mahfud, Sabtu, 25 April 2020.
Mahfud meminta kasus tersebut menjadi pelajaran bagi aparat kepolisian agar lebih menahan diri untuk tidak menangkap seseorang sampai ada bukti yang kuat. Mengenai aktivis Ravio Patra yang sempat ditangkap karena dugaan menyebarkan pesan berisi hasutan dan ujaran kebencian, kemudian dibebaskan, Mahfud menilai sebagai bentuk kehati-hatian aparat kepolisian.
“Kami pemerintah itu juga sadar bahwa demokrasi itu meniscayakan adanya kritik. Kritik itu tidak dibunuh, tetapi di antara gelombang kritik itu tidak dapat dipungkiri ada orang yang memang mau merusak, tidak pernah mau membuat penilaian yang objektif,” kata Mahfud.
Mahfud mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga Indonesia dengan menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran, termasuk bagi masyarakat untuk berhati-hati menjaga keamanan akun atau telepon selulernya. “Saya sama sekali tidak menyalahkan masyarakat sipil yang kemudian membela ramai-ramai Mas Ravio. Saling berhati-hati untuk aparat dan masyarakat sipil. Mari kerja sama untuk negara ini,” ujarnya.
Sebelumnya, aktivis Ravio Patra ditangkap aparat dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Rabu malam, 22 April 2020, lantaran diduga menyebarkan pesan berisi hasutan dan ujaran kebencian.
Akan tetapi, Ravio pada Rabu siang, telah melaporkan kepada SAFEnet bahwa ada pihak yang meretas akun aplikasi pesan instan WhatsApp miliknya. “You’ve registered your number on another phone,” ujar pesan yang muncul setelah Ravio mengaktifkan aplikasi WA.
Meski telah melakukan pengamanan ganda dengan sidik jari maupun two way verification, akun Ravio ternyata diretas oleh pihak yang tidak diketahui identitasnya itu. Usai peretasan itu, Ravio mengumumkan secara terbuka melalui akun @raviopatra di Twitter bahwa WhatsApp miliknya diretas dan dikendalikan oleh orang lain.
Ravio meminta agar tidak ada yang mengontak WA-nya, tidak menanggapi pesan yang datang dari nomornya, dan meminta agar akunnya dikeluarkan dari berbagai WhatsApp Group. “Dua jam setelah membuat pengumuman, tepatnya pada pukul 19.00 WIB, WhatsApp milik Ravio akhirnya berhasil dipulihkan. Selama diretas, pelaku menyebarkan pesan palsu berisi sebaran provokasi sekitar pukul 14.35 WIB,” kata Direktur