Nasional

Ahmad Muzani: Lebaran Kali Ini Tanpa Silaturahmi Tatap Muka

Channel9.id-Jakarta. Bulan suci Ramadhan bakal segera berakhir. Umat muslim di seluruh dunia akan merayakan hari kemenangan, usai menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Namun, perayaan Hari Raya Idulfitri 1441 H kali ini akan terasa berbeda. Pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, masih belum mereda.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Ahmad Muzani.

“Sebentar lagi bulan Ramadan akan berakhir dan kita akan memasuki bulan Syawal. Bulan Syawal akan ditandai dengan 1 Syawal atau yang biasa kita sebut dengan Hari Raya Idul Fitri, hari di mana kita akan merayakan kemenangan,” ujar Ahmad Muzani dalam siaran tertulis pada Jumat (22/05).

“Akan tetapi dalam memasuki bulan Syawal, di Hari Raya Idul Fitri ini kita masih dalam suasana covid-19,” tambahnya.

Mengingat kondisi tersebut, sambung Ahmad Muzani,  rutinitas umat muslim di Indonesia setiap Lebaran, seperti halal bihalal atau bersilaturahmi ke rumah kerabat diungkapkannya kini tidak bisa dilakukan. Kebiasaan tahunan itu dilarang pemerintah terkait pencegahan penyebaran virus corona.

“Virus Corona masih menjadi Ancaman bagi kita semua. Karena itu di bulan Syawal ini social distancing akan menjadi cara kita untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri ini,” katanya.

“Saya berharap, meskipun physical distancing-social distancing, kita tidak akan kehilangan makna dari Idul Fitri itu sendiri,” lanjutnya.

Ahmad Muzani menyebut, jika lebaran 2020 merupakan lebaran pertama dalam sejarah yang dilakukan silaturahmi tatap muka. Hari Raya kali ini, lanjutnya, dilakukan tanpa bersalaman dengan sanak saudara, kerabat ataupun sahabat.

Meski demikian, Ahmad Muzani menekankan hal terpenting dalam berlebaran, yakni membuka pintu maaf tanpa perlu seseorang terlebih dahulu mengucapkan permohonan maaf.

“Memberi maaf nilainya lebih tinggi daripada kita meminta maaf. Tanpa perlu orang, sahabat, kawan-kawan, saudara-saudara kita memohon maaf-meminta maaf, kita harus memberi maaf kepada mereka,” ujarnya.

“Itulah permaafan sejatinya. Memberi Maaf tanpa perlu meminta maaf,” tambahnya.

Ahmad Muzani pun menambahkan jika memberi maaf dapat energi positif bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi.

“Saling maaf memaafkan menjadi energi positif bagi bangsa. Dan semangat baru dalam menghadapi pandemi covid-19,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia mengingatkan kepada seluruh umat muslim untuk dapat menjaga semangat Ramadan. Ibadah, kata dia, harus tetap dijaga, begitu juga dengan sikap saling berbagi yang diajarkan lewat kewajiban membayar zakat fitrah.

Ia meyakini, sikap saling tolong menolong dengan sesame dapat memperkuat solidaritas untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa.

“Kita harus bersedekah, saling berbagi-bahu membahu kepada sesama sebagai bentuk solidaritas dan ketaatan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.  Karena itu, kita harus tetap menjaga nilai-nilai kefitrian,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  1  =  3