Channel9.id – Jakarta. Keselamatan dan kesehatan siswa dan guru adalah hal yang utama dan menjadi prioritas bila sekolah kembali dibuka. Hal ini sangat penting, mengingat kasus-kasus seperti di Perancis, Finlandia, Korea Selatan, dan lainnya, dimana guru dan siswa jadi korban positif Covid-19 setelah sekolah dibuka kembali pascapandemi.
“Tak menutup kemungkinan ini bisa terjadi di Indonesia. Jangan sampai sekolah dan madrasah menjadi kluster terbaru penyebaran Covid-19,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (Wasekjen FSGI), Satriwan Salim, Kamis (28/5).
Terlebih, ada fakta di sejumlah negara yang menunjukkan perkembangan ancaman penyebaran Covid-19 gelombang ke-2. Ini akan sangat menakutkan bagi siswa, orang tua, dan guru.
Agar kondisi benar-benar aman dan sehat, maka opsi yang patut dipilih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) adalah dengan memperpanjang masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama satu semester ke depan sampai akhir Desember, atau setidaknya sampai pertengahan semester ganjil, yakni akhir September.
“Ini bertujuan agar sekolah benar-benar bersih dan terjaga dari sebaran Covid-19. Data menunjukkan grafik penyebaran Covid-19 di beberapa daerah sudah menunjukkan penurunan,” tuturnya.
Satriwan menegaskan, tentunya opsi perpanjangan PJJ ini dengan perbaikan-perbaikan di segala aspek, misalnya jaminan keadilan oleh pemerintah terhadap akses internet dan gawai yang tak dimiliki semua siswa.
Perbaikan dalam pengelolaan PJJ yang terkait dengan kompetensi guru, maka Kemendikbud dan Kemenag wajib membuat evaluasi terhadap pelaksanaan PJJ yang sudah dilaksanakan selama tiga bulan ini. Demi perbaikan PJJ ke depan.
“Termasuk tindak lanjut desain Kurikulum Darurat yang adaptif dari Kemendikbud. Oleh karena itu, FSGI mengapresiasi Kemenag dalam hal ini yang sudah membuat disain Kurikulum Darurat selama krisis pandemi, sesuai dengan rekomendasi FSGI beberapa waktu lalu di depan Menteri Agama,” katanya.
(Hendrik)