Channel9.id-Jakarta. Sejumlah orang kecanduan merokok, bahkan ada yang rela tidak makan asalkan bisa merokok. Bagi mereka, merokok memang nikmat. Di sisi lain justru membikin beragam penyakit mengintai. Utamanya karena paru-paru bisa terkena zat-zat yang merusak.
Diketahui, saat merokok, ada lebih dari 4.000 bahan kimia–seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar, yang masuk ke dalam tubuh.
Dilansir dari UPMC Health Beat, zat kimia pada rokok bisa menghancurkan jaringan paru-paru. Imbasnya, pembuluh darah kian berkurang dan ruang udara semakin sempit. Hal ini kemudian membikin hanya sedikit oksigen yang masuk ke bagian-bagian vital tubuh.
Tak ayal bila merokok begitu berbahaya bagi kesehatan paru-paru dan memunculkan penyakit tertentu. Banyak dari penyakit tersebut sifatnya kronis dan membutuhkan penanganan yang lama. Berikut ini sejumlah di antaranya.
1. Bronkitis kronis
Bronkitis kronis ialah bagian dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini menandakan adanya peradangan pada lapisan tabung bronkial, yaitu saluran yang membawa udara ke dan dari paru.
Peradangan itu membuat lendir terlalu lengket sehingga bisa menghambat aliran udara untuk masuk dan keluar dari paru-paru. Dalam jangka panjang, aliran udara bisa memburuk dan membuat kesulitan bernapas.
Peradangan pada tabung bronkial pun bisa merusak silia–bagian yang bisa membersihkan paru. Akibatnya, paru tidak bisa membersihkan dirinya sendiri. Pun membuat kuman penyakit mudah berkembang di dalamnya.
Diketahui, lebih dari 90% orang dengan bronkitis kronis memiliki kebiasaan merokok. Kendati demikian, perokok pasif juga berisiko terkena masalah ini.
2. Emfisema
Penyakit ini menandakan bahwa alveoli–yakni kantung udara pada paru, rusak, melemah, dan akhirnya pecah.
Kondisi ini membuat mengurangi luas permukaan paru-paru dan jumlah oksigen yang dapat mencapai aliran darah. Penderitanya visa kesulitan untuk bernapas saar melakukan aktivitas berat, sebab paru-paru kehilangan kelenturannya.
Emfisema termasuk ke dalam PPOK, di mana penyebab utamanya ialah merokok. Banyak pasien bronkitis kronis bisa mengidap emfisema, jika tidak mendapat perawatan.
3. Kanker paru
Zat kimia pada rokok merangsang pertumbuhan sel pada paru jadi abnormal. Sel kanker biasanya muncul di sekitar lapisan bronkus atau area lain pada saluran pernapasan. Ini memicu benjolan, dan terus menyebar ke jaringan lainnya.
Penderita bronkitis atau emfisema, memiliki risiko kanker paru-paru lebih tinggi. Semakin banyak rokok yang diisap akan semakin tinggi pula risiko kanker paru seseorang. Risiko kanker paru akan menurun jadi menjadi 10,8% jika ia berhenti merokok.
Sebuah penelitian memprediksi, seorang pria berusia 68 tahun yang tekah merokok dua bungkus per hari selama 50 tahun berisiko terkena kanker paru sebesar 15% dalam 10 tahun ke depan.
Sementara itu, risiko masalah pada paru-paru akan berkurang jika seseorang mengurangi merokok, menjadi setegah dari jumlah total rokok yang diisap biasanya.
4. Pneumonia
Pneumonia mengindikasikan adanya infeksi pada kantung udara di paru–baik karena bakteri, virus, atau jamur. Namun, bagi perokok aktif, kebiasaan ini bisa menurunkan sistem imun untuk melawan patogen penyebab pneumonia.
Perokok aktif bisa terkena pneumonia jikasudah memiliki PPOK, seperti bronkitis atau emfisema.
Gejala pneumonia bervariasi pada setiap orang dari ringan hingga parah, tergantung jenis kuman yang menginfeksi, usia, dan kesehatan tubuh.
Dari semua masalah paru-paru pada perokok di atas, batuk menjadi gejala yang sangat khas. Jika batuk tidak kunjung sembuh dan diikuti berbagai gejala, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Jika memungkinkan, hentikan kebiasaan merokok, kendati sulit dan butuh perjuangan. Ini semua demi kualitas hidup yang lebih baik.
(LH)