Channel9.id-Jakarta. Akhir-akhir ini, Kamu mungkin sedang merasa nyeri, pegal, dan kaku pada leher bagian belakang. Kamu yang belum pernah mengalami kondisi ini mencurigai bahwa kolesterol dalam tubuh sedang naik. Belum lagi, selama Idul Adha kemarin, Kamu jadi lebih banyak mengonsumsi daging merah, seperti sapi dan kambing, yang beradil pada peningkatan kolesterol.
Kalau memang begitu latar belakangnya, memang kemungkinan sakit leher bagian belakang mengindikasikan kolesterol sedang naik. Meski begitu, coba Kamu pastikan lagi. Pasalnya, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, mulai dari otot tegang pada leher, infeksi kelenjar getah bening, hingga cedera.
Adapun tingginya kolesterol tak melulu ditandai oleh nyeri, pegal, dan kaku pada leher bagian belakang. Apalagi baru ada satu penelitian saja yang membuktikan hubungan antara nyeri leher dan tingginya kadar kolesterol jahat (LDL). Nah, tampaknya, para ahli masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya.
Lantas, apa saja gejala dari kondisi tingginya kolesterol? Perlu dicatat, pada dasarnya, kolesterol tinggi tak menunjukkan gejala tertentu. Justru kondisi ini baru bisa disadari jika sudah tergolong parah dan menyebabkan suatu penyakit atau kondisi lain. Nah, untuk lebih lanjut, berikut ini sejumlah kondisi yang diakui medis sebagai komplikasi dari kolesterol tinggi.
1. Tekanan darah tinggi
Kolesterol tinggi pun berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Saat pembuluh darah arteri menyempit karena adanya penumpukan plak kolesterol, jantung harus bekerja dengan lebih keras untuk memompa darah. Hal tersebut menjadi penyebab tekanan darah terus meningkat hingga melebihi batas normal.
2. Diabetes tipe 2
Kolesterol yang terlalu tinggi juga bisa menjadi penyebab diabetes tipe 2. Kondisi ini memang saling berkaitan. Pasalnya, bagi penderita diabetes tipe 2, meski kadar gula sudah terkontrol dengan baik, kadar trigliseridanya tinggi. Selain itu, kadar kolesterol jahat (LDL) biasanya melebihi batas normal. Bahkan kadar kolesterol baik (HDL) ikut menurun. Oleh sebab itu, kondisi ini bisa menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
3. Serangan jantung
Tingginya kolesterol dalam darah meningkatkan risiko terbentuknya plak pada pembuluh arteri. Jika plak ini pecah, maka nantinya akan terbentuk gumpalan darah di area pecahnya plak. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini akan menyumbat aliran darah. Nah, apabila pasokan darah tak bisa mencapai ke jantung, seseorang lebih mungkin mengalami serangan jantung.
4. Stroke
Kolesterol yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan stroke. Stroke sendiri muncul ketika pembuluh darah tersumbat. Hal ini akan menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke otak. Kondisi ini membuat otak tak berfungsi dengan baik dan mati perlahan.