Channel9.id-Jakarta. Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mempertanyakan penangkapan para aktivis setelah adanya kerusuhan pada aksi demo penolakan UU Cipta Kerja,beberapa waktu lalu. Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menilai ada yag lebih bertanggung jawab dalam kerusuhan tersebut selain para aktivis maupun peserta aksi.
“Kalau kririk mereka dianggap memicu kerusuhan, kenapa tidak tangkap 575 anggota DPR yang bikin UU berbagai versi yang rusuh?” sindirnya di akun Twitternya, Rabu malam (14/10).
Baca juga: Pentolan KAMI Jumhur Hidayat Ditangkap Polisi
Terlebih, bila alasan penangkapan dilakukan atas kritik yang dianggap memicu kerusuhan. Menurut Fahri Hamzah, kritik seperti yang dilakukan para aktivis pada dasarnya justru memiliki dampak positif bagi keberlangsungan negara.
“Kalau melihat abjad dari kriminalitasnya, yang harus ditangkap duluan ya orang-orang yang terekam CCTV itu sebagai perusuh. Bukan kritikus yang berjasa bagi demokrasi,” kata Fahri.
“Ayolah, mari kembali kepada yang benar bahwa kegaduhan publik ada dasarnya. Kerusuhan dan perusakan fasilitas publik adalah kejahatan. Tapi kejahatan dan kritik tidak tersambung,” jelasnya. Kriminalitas, kata mantan anggota Komisi III DPR RI ini, berakar pada niat jahat. Sedangkan kritik muncul sebagai respons atas tata kelola yang gagal.
Fahri pun merespon penangkapan sejumlah aktivis seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat. “Kalau penguasa mau mendengar, Jumhur dan Syahganda jangan ditangkap,” ucap Fahri.
Fahri yang juga seorang aktivis 98 ini mengaku sudah mengenal keduanya sejak 30 tahun lalu. Dari penilaiannya, keduanya merupakan aktivis dan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang idealis.
Kata dia, keduanya pun memiliki pemikiran yang berkualitas. Oleh karenanya, ia menyayangkan penangkapan para aktivis usai adanya demo besar-besaran oleh mahasiswa terkait penolakan omnibus law tersebut.
“Mereka adalah teman berdebat yang berkualitas. Mereka dulu korban rezim orba yang otoriter. Kok rezim ini juga mengorbankan mereka?” tandasnya
IG