Channel9.id-Jakarta. Pilkada 2020 segera digelar pada Desember mendatang. Menimbang hal ini, Google akan mempersiapkan sejumlah fitur dan informasi yang mendidik pemilih agar tak percaya berita bohong atau hoaks.
Head of Corporate Communications Google Indonesia Jason Tedjasukmana menuturkan pihaknya berharap para pemilih mengerti, mengikuti dan berpartisipasi dalam proses demokrasi.
“Kami melakukannya dengan lebih menampilkan informasi penting di Search, mendukung jurnalis lewat pelatihan verifikasi dan cek fakta, serta dengan membantu menularkan keterampilan itu lewat partner-partner kami, kepada guru, murid dan anggota keluarga,” terang Jason melalui konferensi virtual, Senin (26/10).
Untuk itu, Jason memaparkan, Google harus menata informasi itu agar pihaknya bisa menginformasikan informasi yang paling relevan dari sumber resmi. “Lalu, kami bekerjasama dengan komunitas jurnalis untuk memberikan pelatihan verifikasi dan cek fakta bagi jurnalis dan pengecek fakta,” kata Jason.
Baca juga : Keren, Google Persiapkan Fitur Anti-Hoaks di Pilkada 2020
Lebih lanjut, Jaosn menuturkan Google pada 2017 memulai Google News Initiative (GNI) Indonesia Training Network yang merupakan hasil kerja sama Google, Internews dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Tujuannya untuk meningkatkan kualitas berita dan informasi yang disampaikan kepada warga Indonesia
“Program ini melatih keterampilan jurnalis, blogger dan pelajar dalam memerangi disinformasi dan misinformasi,” tutur Jason. Menurutnya, keterampilan ini penting untuk menyediakan informasi berkualitas bagi para pemilih selama pemilu di Indonesia pada 2018 dan 2019 lalu.
“Sejak 2017 jaringan ini hampir melatih 11.000 jurnalis di 51 kota,” tambah Jason.
Tak hanya itu, Jason mengatakan pihaknya juga mendukung peluncuran Cek Faktaz yakni proyek verifikasi dan cek fakta yang melibatkan GNI, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), AJI dan Internews
Jason menjelaskan warga Indonesia harus diberi kemampuan dan alat tepat untuk mengenali berita hoaks. Hal ini penting agar mereka tak mudah percaya pada berita hoaks dan menyebarkannya. “Kami harap kemampuan ini bahkan bisa membantu mereka membongkar hoaks yang mungkin mereka terima pada aplikasi chat atau media sosial mereka,” sambungnya.
(LH)