Hoaks Turun Signifikan Setelah Trump Diblokir di Medsos
Techno

Hoaks Turun Signifikan Setelah Trump Diblokir di Medsos

Channel9.id-Jakarta. Akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diblokir di sejumlah media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Snapchat, setelah kerusuhan 6 Januari lalu di Gedung Capitol, AS.

Nah, setelah Trump diblokir, kabarnya, misinformasi terkait kecurangan di pemilihan presidan AS turun drastis. Menurut perusahaan analitik Zignal Labs, pembahasan tentang tema tersebut di sejumlah media sosial turun menjadi 688.000 mention dari 2,5 juta mention. Ini terjadi satu minggu setelah akun Twitter Trump diblokir.

Adapun analisa Zignal Labs dilakukan sehari setelah Trump diblokir di Twitter pada 9 Januari hingga 15 Januari, demikian Washington Post melaporkan pada Senin (18/1).

Baca juga : Bikin Rusuh, Akun Medsos Trump Dikunci

Selain itu, Zignal Labs juga mendapati bahwa penggunaan tagar terkait kerusuhan di Gedung Capitol AS, yakni #FightforTrump dan #HoldtheLine, masing-masing menurun hingga 95%.

Menurut peneliti, cuitan Trump langsung di-retweet oleh pengikutnya dengan cepat apapun subjeknya. “Intinya adalah de-platforming, terutama pada skala yang terjadi minggu lalu, membatasi momentum dan kemampuan untuk menjangkau audiens baru dengan cepat,” jelas Director of Digital Forensic Research Lab Graham Brookie.

“Meskipun demikian, ada tendensi untuk memperkuat pandangan mereka yang sudah terlibat dalam penyebaran informasi palsu semacam itu,” lanjut dia.

Tak cuma hapus akun Trump
Selain memblokir akun Trump, Twitter juga menghapus 70.000 akun yang terkait dengan teori konspirasi Qanon, yang berperan penting dalam kerusuhan 6 Januari.

“Bersama-sama, tindakan tersebut kemungkinan akan menurunkan jumlah misinformasi online secara signifikan dalam jangka pendek. Apa yang terjadi dalam jangka panjang masih belum jelas,” ujar Kate Starbird, peneliti di University of Washington.

Bukan cuma dihapus Twitter, akun Trump dan pendukungnya juga dihapus Facebook, Instagram, Twitch, Spotify, YouTube dan lain-lain. Pun mereka menghapus segala konten yang memicu kekerasan. Lalu, media sosial Parler dan Gab yang ingin dijadikan suaka oleh Trump, bahkan dihapus oleh Apple dan Google lantaran tak memoderasi konten yang mempromosikan kekerasan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  4  =