Channel9.id-Jakarta. Fenomena ‘Long COVID’ membawa dampak berkepanjangan pada penyintas COVID-19, namun belum jelas berapa lama dampaknya akan bertahan. Bahkan gejalanya pun belum diketahui pasti.
Adapun sejumlah gejalanya seperti rambut rontok, anosmia, kelelahan terus-menerus, kabut otak (brain fog) atau kemampuan mengingat, gangguan jantung, dan saraf.
Berangkat dari itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa fenomena ‘Long COVID’ menjadi prioritas untuk diteliti.
“Pada penderita gejala pasca COVID-19 memerlukan perhatian, agar gejala-gejala COVID-19 yang berkepanjangan bisa dipahami dan ditemukan cara pemulihannya. Ini adalah prioritas WHO paling penting,” ungkap Direktur WHO Eropa Hans Kluge kepada Reuters, Sabtu (27/2).
Kluge menjelaskan bahwa 1 dari 10 penyintas mengalami Long COVID selama 12 minggu atau lebih. Namun, WHO tak punya data yang jelas terkait jumlah pengidap Long COVID.
Sementara itu, Dokter Janet Diaz dari WHO mengatakan bahwa gejala long COVID bisa terjadi hingga hitungan bulan.
“Ini adalah gejala yang terjadi 1 bulan, 3 bulan, atau bahkan 6 bulan pasca terinfeksi COVID-19. Dengan pembelajaran lebih lanjut, durasi kasus long COVID bisa kita pelajari,” jelas dia.
(LH)