Channel9.id-Jakarta. Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi ialah tidur. Saat tidur, tubuh akan memperbaiki sel-sel dan mengisi ulang energi yang telah hilang karena aktivitas seharian. Untuk itu, memenuhi kebutuhannya mutlak perlu.
Jika kurang tidur, pada esok harinya Kamu bisa stres, lemas, suasana hati buruk dan lainnya. Sementara, menurut sejumlah penelitian baru-baru ini, kelebihan tidur rupanya bisa meningkatkan risiko gampang lupa hingga demensia.
Belum lama ini, sebuah penelitian yang terbit di jurnal Neurology membuktikan bahwa tidur berlebihan bisa meningkatkan risiko demensia. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Sudha Seshadri, profesor neurologi di Boston University School of Medicine (BUSM).
Dari penelitian itu, didapati bahwa orang yang tidur lebih dari 9 jam berisiko dua kali lipat mengalami demensia di 10 tahun kemudian, dibandingkan dengan orang yang tidur selama 9 jam atau kurang, dilansir dari Medical Today News.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 9 jam punya volume otak yang lebih kecil, dibandingkan orang yang waktu tidur selama 6-9 jam. Hal ini terjadi karena adanya penurunan fungsi otak, di mana otak kurang berhasil dalam memproses pikiran dan menyelesaikan tugas, sehingga meningkatkan risiko demensia.
“Hasil penelitian ini mungkin bisa membantu memprediksi orang yang berisiko mengalami demensia. Waktu tidur yang terlalu lama juga bisa menjadi tanda awal seseorang mengembangkan penyakit neurodegenerasi (red: penyakit yang menyerang sel otak dan sumsum tulang belakang),” ujar salah seorang tim peneliti.
Perlu Kamu ketahui, demensia bukan suatu penyakit, namun istilah yang menggambarkan beragam gejala yang berkaitan dengan penurunan ingatan atau kemampuan berpikir. Biasanya, orang yang demensia punya ingatan jangka pendek.
Adapun gejala lainnya yaitu kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan, serta mudah lupa. Selain itu, kesulitan menuntaskan aktivitas sehari-hari seperti mandi, terjadi perubahan kepribadian dan suasana hati, depresi, berhalusinasi, sulit mengontrol emosi, hingga kehilangan empati.
Rusaknya sel otak menjadi penyebab terjadinya demensia. Hal ini akan mengganggu kemampuan sel otak untuk saling berkomunikasi. Kondisi ini bisa mengganggu fungsi otak dan kemampuan berpikir, berperilaku, dan berperasaan. Sayangnya, sebagian besar perubahan di otak yang menyebabkan demensia ini bersifat permanen dan bisa memburuk seiring waktu.
Menimbang kelebihan tidur bisa meningkatkan risiko demensia, lantas berapa lama waktu tidur yang ideal? Sejatinya, kebutuhan tidur berbeda-beda bagi setiap usia. Untuk dewasa usia 18-64 tahun, butuh 7-9 jam. Sementara lansia usia 65 tahun ke atas membutuhkan waktu tidur sebanyak 7-8 jam.
Ingat, sebagaimana kelebihan tidur, kurang tidur juga berisiko bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, stroke, dan tekanan mental.
(LH)