Kepolisian Belanda Membubarkan Massa Anti-Lockdown
Internasional

Kepolisian Belanda Bubarkan Massa Anti-Lockdown

Channel9.id-Belanda. Kepolisian Belanda menggunakan water cannon dan pentungan untuk membubarkan massa anti-lockdown yang berkumpul di taman kota Denhaag pada hari Minggu (14/3/2021). Unjuk rasa ini terjadi pada sehari sebelum Belanda mengadakan pemilu.

Unjuk rasa itu menjadi ricuh setelah para pengunjuk rasa melanggar kebijakan social distancing dan mengabaikan peringatan dari polisi untuk membubarkan diri. Media lokal mengatakan beberapa penangkapan terjadi pada saat kericuhan. Masih belum ada laporan tentang berapa banyak korban yang jatuh.

Otoritas Belanda mengatakan “Kami terpaksa memberhentikan layanan kereta api ke Den Haag untuk mencegah datangnya massa yang lebih banyak lagi”.

Awalnya polisi meminta para pengunjuk rasa untuk pulang kerumah dan mengumumkannya melalui loud speaker bahwa unjuk rasa telah selesai dan akan membubarkan paksa jika mereka tidak mematuhi perintah.

Sebelum massa dibubarkan, beberapa orang terlihat membawa banner buatan sendiri yang bertuliskan dengan bahasa Belanda “Cinta & Kebebasan: Tidak ada Keditaktoran”. Kebanyakan dari para pengunjuk rasa, yang berkumpul di taman Maliveld kota Den Haag, memegang payung kuning sebagai bentuk penolakan dan menyerukan “cinta, kebebasan, stop kediktatoran”.

Pengambilan suara pemilu akan dimulai pada hari Senin yang akan berlangsung selama tiga hari untuk memastikan protokol kesehatan berjalan dengan lancar. Partai VVD, partai Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, diprediksi akan menjabat lagi selama empat tahun kedepan.

Kebijakan lockdown kembali diterapkan, setelah angka infeksi virus corona di Belanda saat ini mulai naik, namun mayoritas para warga tidak mendukung kebijakan tersebut.

Kebijakan ini, yang akan diperpanjang hingga akhir Maret, memicu beberapa unjuk rasa akhir-akhir ini setelah pertama kali diterapkan pada tanggal 23 Januari.

Beberapa minggu ini, demonstrasi kecil juga terjadi di kota Amsterdam. Para polisi keamanan berulang kali membubarkan para pengunjuk rasa yang menolak untuk pulang.

Para pengunjuk rasa mengeluhkan soal lockdown yang menyebabkan bisnis-bisnis seperti bar, restoran dan musium mengalami penurunan omset sejak Oktober tahun lalu

Belanda sedang dibawah lockdown yang ketat sejak Januari dengan dilarangnya warga berkumpul diatas dua orang dan tempat-tempat berkumpul seperti restoran dan bar diharuskan tutup pada jam malam.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  3  =