Channel9.id-Jakarta. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan Indonesia akan menghentikan pasokan gas bumi ke Singapura pada 2023, seiring dengan pembangunan ruas pipa transmisi gas bumi Cirebon—Semarang. “Setelah Cirebon-Semarang, nanti kami juga akan bangun dari Dumai ke Sei Mangke, sehingga nanti ekspor yang dari Dumai ke Singapura itu kami stop 2023, untuk kebutuhan domestik,” kata Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa, Rabu, 5 Februari 2020.
Dia mengatakan PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai pemenang lelang proyek pipa gas Cirebon-Semarang akan mulai membangun setelah peletakan batu pertama dilakukan pada Jumat 7 Februari 2020. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu 24 bulan atau pada 2022.
Fanshurullah menjelaskan bahwa setelah pipa Cirebon-Semarang terbangun, pasokan gas ke Singapura akan dialihkan untuk pemanfaatan gas di dalam negeri. Saat ini Indonesia mengalirkan gas bumi ke Singapura sebanyak 300 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari).
Pembangunan ruas pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang diharapkan dapat mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri baru di sepanjang jalur pipa gas tersebut. “Kawasan-kawasan industri yang menggunakan gas tidak perlu pakai BBM lagi, apalagi harga gasnya sudah dipatok lebih murah, sehingga nanti akan bernilai tambah. Pabrik keramik, baja, kaca, sarung tangan bisa tumbuh semua,” kata Fanshurullah.
BPH Migas akan melaksanakan lelang ruas pipa transmisi seperti ruas Dumai- KEK Sei Mangke serta lelang Wilayah Jaringan Distribusi (WJD). Ada pun pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang memiliki panjang 255 kilometer dengan kapasitas desain 350-500 MMSCFD, nilai investasi US$ 169,41 juta, dan toll-fee (tarif angkut) US$ 0,36 per MMBTU.
Tarif toll fee yang dijanjikan oleh Rekind ini, kata Fanshurullah, lebih efisien, terbukti dengan toll fee mendekati nilai tertimbang nasional yaitu sebesar US$ 0,353 per MSCF.