Politik

LSI: Parpol Berperan Sentral, Tapi Banyak Masalah

Channel9.id – Jakarta. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengaggap demokrasi di Indonesia banyak tergantung pada partai politik atau parpol. Menurutnya, keberadaan parpol menentukan sehat-tidaknya pemerintahan demokratis, sifat dan kualitas representasi/perwakilan, stabilitas pemerintahan, dan kualitas kebijakan publik.

“Di Indonesia parpol berperan sentral. Sebab, semua rekrutmen politik ditentukan dan melibatkan parpol. Proses kebijakan pusat dan daerah melibatkan parpol,” ujar Djayadi pada diskusi Membaca Indonesia Kontemporer, Minggu (11/4).

Selain itu, lanjut Djayadi, parpol merupakan jembatan penghubung antara negara dan kelompok masyarakat secara timbal balik.

Meski demikian, pengajar Universitas Paramadina itu melihat masih adanya masalah utama partai politik di Indonesia sebagai salah satu pilar demokrasi. Salah satunya adalah masalah demokrasi di internal parpol seperti personalisasi dan oligarki.

“Kalau personalisasi itu terkumpulnya atau terpusatnya kekuasaan di satu orang, kalau oligarki terpusatnya kekuasaan di mungkin beberapa orang atau beberapa kelompok yang saling meniadakan satu sama lain di dalam partai politik,” ujar dia.

Menurut Djayadi, hal ini menjadi persoalan karena nyatanya partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi ternyata juga tidak demokratis. Adapun masalah utama partai politik lainnya adalah hubungan partai politik dengan masyarakat yang jauh atau lemah
Masalah lainnya kata dia, adalah transparansi partai politik yang masih beroperasi seperti black box. Publik tak tahu kegiatan dan apa saja hal yang sudah dilakukan partai politik.

“Tahu-tahu keluar keputusan menunda revisi (undang-undang) pemilu, tahu-tahu keluar keputusan mendukung undang-undang A, undang-undang B, kita enggak tahu tuh proses sebenarnya gimana di dalam itu, transparansinya enggak ada,” kata Djayadi.

Menurut Djayadi, hal itu membuat masyarakat pada akhirnya hanya dapat menerima segala keputusan atau langkah politik yang diambil partai politik.

Djayadi mengatakan, salah satu indikator lemahnya hubungan antara partai politik dengan masyarakat adalah rendahnya tingkat identifikasi partai (party id) yakni 12 persen pada Januari 2021 berdasarkan survei LSI.

“Itu artinya, partai-partai yang ada sekarang tidak mampu menarik masyarakat untuk mengidentifikasikan dirinya dengan partai-partai tersebut, hampir 90 persen masyarakat merasa tidak ada kaitan dengan partai,” ucap dia.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3  +    =  11