Pemanfaatan Facebook Dalam Membangun Citra dan Reputasi Kemendagri
Techno

Pemanfaatan Facebook Dalam Membangun Citra dan Reputasi Kemendagri

Channel9.id-Jakarta. Manajer Kampanye Kebijakan untuk Facebook di Indonesia, Noudhy Valdryno (Ryno), menjelaskan strategi pemanfaatan media sosial Facebook untuk membangun citra dan reputasi lembaga pemerintahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Penjelasan strategi itu disampaikan dalam Workshop “Pengelolaan Kegiatan Kehumasan” yang diikuti Divisi Humas seluruh Pemerintah Daerah dan Divisi Humas di lingkungan Kemendagri di Hotel Green Forest Bogor, 26-29 Mei 2021. Materi pemanfaatan Facebook disampaikan pada Jumat 28 Mei 2021.

Ryno menyampaikan, Divisi Kehumasan khususnya tim media sosial, harus memahami terlebih dahulu fitur News Feed di Facebook. Fitur ini merupakan algoritma dalam Facebook yang berfungsi melakukan kurasi konten-konten untuk pengguna Facebok.

Baca juga: Facebook Tak Lagi Hapus Informasi Soal COVID-19 Diciptakan Manusia

News Feed akan melakukan kurasi konten-konten yang relevan untuk dilihat pengguna Facebook. Penentuan relevansi konten itu berdasarkan sinyal-sinyal yang ditangkap dari banyaknya konten yang ada. Ada tiga sinyal penting yang perlu diketahui pembuat konten supaya konten tersebut sampai ke audience.

“Pertama sinyal konsistensi. Maksudnya, kemendagri harus konsisten membuat konten dan menguploadnya setiap hari. Konsistensi itu supaya algoritma sukses mempelajari target penyuka konten kemendagri. Tapi jika postingan tidak konsisten, misal hari Senin posting 20, kemudian Selasa sampai Sabtu tidak upload, jangkauannya akan rendah,” kata Ryno.

Ryno menjelaskan, humas kemendagri cukup mengupload konten 1 hingga 3 kali sehari. Apabila ada kegiatan khusus, bisa mengupload hingga lima kali. Lebih dari lima kali tidak akan dianggap oleh algoritma Facebook.

Sinyal kedua yani ada Engagement. Artinya, tiap konten yang diupload harus mendapatkan interaksi dari netizen. Misalnya mendapatkan like, komen, dan sharing konten. “Interaksi dengan netizen harus ada interaksi dua arah. Tidak bisa satu arah,” kata Ryno.

Untuk mendapatkan engagement, berkaitan dengan sinyal ketiga yakni story. Maksudnya, konten yang diupload harus informatif, menarik untuk dilihat secara visual (biasanya menggunakan video), dan konten harus memiliki kekuatan bercerita.

Ryno pun menjelaskan tahap-tahap membuat konten supaya menarik perhatian netizen. Tim perlu menentukan tujuan membuat konten. Misalnya, tujuan membuat konten untuk meningkatkan kesadaran soal fungsi organisasi kemendagri.

Setelah itu, tim perlu menentukan sasaran konten yang dibuat. Misalnya, sasarannya adalah generasi milenial. Karena itu, bahasa dalam konten itu perlu menggunakan kata-kata yang lebih cocok untuk generasi milenial. “Kemudian terakhir pertanyaanya, kenapa milenial tidak menyukai konten kita. Nah dari situ dibuat strategi konten,” kata Ryno.

Salah satu strategi konten yakni membuat konten dalam bentuk cerita. Strategi konten dalam bentuk cerita memungkinkan untuk membangun persona dan menjalin hubungan dengan netizen. “Konten yang dibuat sangat informatif membuat keinginan netizen untuk berinteraksi rendah. Sedangkan konten dengan unsur bercerita akan menarik perhatian netizen sehingga peluang interaksi tinggi,” ujarnya.

Strategi konten berbentuk cerita dapat dibuat dalam bentuk tulisan, foto, atau video. Namun, mengingat perkembangan semakin canggih. Pembuatan konten bercerita dalam bentuk video akan menghasilkan tingkat interaksi yang tinggi. Tapi perlu diingat, cerita yang disampaikan harus memiliki cerita yang kuat dan jelas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =