Data Pegawai hingga Pelanggan McDonald's Dicuri Peretas
Techno

Data Pegawai hingga Pelanggan McDonald’s Dicuri Peretas

Channel9.id-Jakarta. Baru-baru ini, salah satu perusahaan terbesar di dunia, McDonald’s, terkena serangan siber. The Wall Street Journal melaporkan bahwa peretas berhasil mencuri informasi pelanggan dan karyawan di Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Taiwan.

Untuk di AS, tak ada data pelanggan yang dicuri. Namun, peretas berhasil membawa informasi kontak karyawan dan pemegang waralaba AS. Mereka juga menyimpan sejumlah informasi, termasuk kapasitas tempat duduk dan luas halaman.

Baca juga: Kerumunan Promo BTS Meal, Polda Metro Jaya Panggil Pengelola McDonald’s

Sementara, di Korea Selatan dan Taiwan, para peretas berhasil mencuri informasi pelanggan, termasuk email, nomor telepon, dan alamat pengiriman. Nama dan detail kontak karyawan Taiwan pun dicuri. Meski demikian, perusahaan mengatakan kepada The Journal bahwa tak ada informasi pembayaran pelanggan yang terpengaruh dalam peretasan ini.

Untuk diketahui, perusahaan baru menemukan insiden tersebut setelah menyewa konsultan eksternal, guna menyelidiki aktivitas tak sah pada sistem keamanan internal. McDonald’s lantas memutus akses tak sah itu seminggu setelah masalah teridentifikasi. Kecepatan respons perusahaan terhadap masalah seperti ini turut dipuji, bahkan memicu peningkatkan investasi dalam beberapa tahun terakhir.

Selain ketiga negara itu, para penyelidik juga menandai Afrika Selatan dan Rusia. McDonald’s mengatakan akan memberi tahu divisi di negara tersebut tentang kemungkinan akses tak sah ke sistem informasi mereka.

“Ke depan, McDonald’s akan memanfaatkan temuan dari penyelidikan serta masukan dari sumber daya keamanan untuk mengidentifikasi cara untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan perusahaan,” tutur McDonald’s, dikutip dari Engadget, Minggu (13/6).

Kendati para penjahat berhasil kabut membawa informasi sensitif, ransomware tak terlibat dalam insiden ini—tak seperti penyerangan yang melanda JBS, Colonial Pipeline dan banyak perusahaan lainnya.

Sekadar informasi, JBS merupakan salah satu pemasok daging terbesar di AS harus membayar uang tebusan setara dengan $11 juta. Sementara itu, Colonial Pipeline membayar sebesar 75 Bitcoin (senilai sekitar $4,3 juta pada saat itu), setelah peretasan menyebabkan kekurangan bahan bakar di Pantai Timur. Kabarnya, Departemen Kehakiman AS bisa memulihkan 63,7 Bitcoin dari uang tebusan yang dibayarkan dengan mendapat sandi ke dompet peretas.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =