Channel9.id-Israel. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett tak suka kalau Ebrahim Raisi menjadi presiden baru Iran dan mengatakan kalau ini adalah panggilan untuk seluruh dunia agar segera sadar sebelum kembali ke persetujuan nuklir dengan Iran, Senin (21/6/2021).
Komentar ini ia lontarkan pada hari Minggu di acara pertemuan kabinet pertamanya sebagai perdana menteri Israel.
Hakim Agung Raisi terpilih sebagai presiden baru Iran pada hari Sabtu dengan hasil voting sebesar 62%. Ia merupakan salah satu tokoh yang dijatuhkan sanksi oleh Amerika Serikat karena keterlibatannya dalam eksekusi massal ribuan tahanan politik pada akhir perang Iran-Iraq di tahun 1988. Karena putusan itu pula ia dijuluki “Penjagal Iran”.
Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Udara Keduanya ke Gaza
Bennett mengatakan terpilihnya ia sebagai presiden Iran adalah kesempatan terakhir untuk negara-negara adidaya untuk segera sadar sebelum kembali ke perjanjian nuklir dengan Iran dan memperingatkan mereka untuk mewaspadai Iran.
“Orang-orang ini adalah pembunuh, pembunuh massal. Rezim brutal sang penjagal tidak boleh dibiarkan memiliki senjata pemusnah massal yang dapat membuatnya bisa membunuh bukan ribuan, tapi jutaan orang,” kata Bennett.
Israel memang sudah lama menentang program nuklir rival abadinya, Iran, dan mengatakan akan mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir. Iran sudah bersikeras kalau program nuklirnya dimaksudkan untuk upaya perdamaian dunia.
Pada hari Minggu di Vienna, Iran dan negara-negara kaya di dunia melanjutkan pertemuan tidak langsungnya mengenai perjanjian nuklir 2015. Persetujuan itu akan membuat Iran terbebas dari sanksi-sanksi yang sudah dijatuhkan terhadapnya, sebagai gantinya Iran akan membatasi program nuklirnya.
Diplomat dari Iran dan Amerika sudah lama bernegosiasi untuk kembali ke perjanjian tersebut sejak bulan Iran.
(RAG)