Channel9.id-Jakarta. Peserta vaksinasi COVID-19 biasanya disarankan sarapan terlebih dahulu sebelum disuntik vaksin. Setibanya di tempat vaksinasi, petugas kesehatan akan memeriksa kadar gula darah. Menimbang baru sarapan, kadar gula darah normal untuk orang tanpa diabetes ialah kurang dari 140 mg/dl. Sementara, orang dengan diabetes kurang dari 180 mg/dl. Demikian dilansir dari Medical News Today.
Adapun jika hasil gula darah terlalu tinggi, peserta disarankan untuk menunda vaksinasi hingga kadar gula darah kembali normal. Untuk diketahui, pemeriksaan gula darah sebelum vaksinasi COVID-19 sangatlah penting mengingat kondisi gula darah akan memengaruhi sistem imun. Semakin baik hasil gula darahnya, maka respons imun akan lebih baik.
“Kalau gula darah tinggi, 300-400 mg/dl biasanya vaksin akan ditunda. Tetapi jika gula darah terkontrol, misalnya 150-200 mg/dl dan itu diupayakan dengan obat-obatan pengendali gula darah, bisa mendapatkan vaksin Covid-19,” jelas Dr. dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Metabolik Endokrin dari RS Cipto Mangunkusumo, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Wapres: Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun Sudah Tepat
Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pengidap diabetes ketika diberi vaksin, kadar antibodinya tak bisa menyamai orang yang tak diabetes, yang juga sama-sama diberi vaksin.
Oleh sebab itu, jika Kamu menderita diabetes, maka Kamu harus memantau pola hidupnya dengan ekstra agar kadar gula darah terkendali. Terlebih jika memang ingin melakukan vaksinasi COVID-19. Berikut ini tips untuk mengendalikan kadar gula darah.
1. Tidur cukup
Untuk menjaga kadar gula darah, Kamu juga harus tidur cukup. Idealnya, tidur yang baik berkisar antara 7-9 jam per malam. Tidur cukup akan akan menyeimbangkan hormon, menghindari stres, dan membuatmu mendapat cukup energi untuk aktivitas esok hari.
Sementara itu, kurang tidur akan meningkatkan produksi hormon stres, yang bisa meningkatkan hasrat untuk mengonsumsi makanan manis. Selain itu, seseorang yang kurang tidur juga cenderung makan berlebihan karena kadar hormon lapar (ghrelin) meningkat, sementara an kadar hormon kenyang (leptin) menurun.
2. Pilih makanan yang tepat
Jika Kamu punya diabetes, maka Kamu harus disiplin menjaga pola makan. Sebab asupan makan sangat memengaruhi kadar gula darah.
Kamu harus menghindari makanan dan minuman dengan indeks glikemik tinggi, tinggi lemak, dan kalori. Pun batasi pula konsumsi karbohidrat sederhana dan pilihlah karbohidrat kompleks. Selain itu, hindari pula makanan dan minuman olahan.
Selain itu, terapkan pola makan teratur dengan gizi seimbang. Kemudian makanlah dengan jadwal yang teratur. Jangan lewatkan waktu makan terlalu lama karena akan menyebabkan gula darah turun, namun melonjak cepat setelah makan.
3. Mengontrol porsi makan
Tak hanya mengonsumsi makanan yang tepat untuk diabetes, mengontrol porsinya juga penting dalam menjaga kadar gula dalam darah. Kamu disarankan makan dalam porsi kecil, namun sering dan perlahan.
4. Aktif bergerak dan olahraga teratur
Rutin berolahraga menjadi salah satu cara untuk mengontrol kadar gula darah. Aktivitas ini membantu menurunkan gula darah, karena sel-sel di otot membutuhkan lebih banyak glukosa untuk mengubahnya menjadi energi. Kamu disarankan berolahraga setidaknya 30-60 menit sehari, 3-4 kali seminggu.
5. Kelola stres
Stres juga berkontribusi pada peningkatan kadar gula darah. Ini terjadi karena tingginya hormon stres membikin seseorang ingin terus makan makanan yang manis. Maka dari itu, penting buatmu untuk mengendalikan stres.
Jika stres melanda, cobalah untuk melakukan hal yang Kamu senangi guna memperbaiki suasana hati, merilekskan tubuh, dan menenangkan pikiran.
6. Mengonsumsi suplemen
Selain itu, Kamu juga bisa menambah asupan vitamin dan mineral di dalam tubuh dengan mengonsumsi suplemen. Meski demikian, hal ini sebetulnya tak diharuskan. Terlebih jika Kamu telah menerapkan pola makan teratur dan asupan makanan telah memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
Jika memang ingin meningkatkan asupan gizi sehari-hari, tak ada salahnya untuk mengonsumsi suplemen. Namun, Kamu tetap harus mengonsultasikannya dengan dokter.
(LH)