Channel9.id-Myanmar. Angka kematian yang disebabkan oleh kudeta oleh Junta Myanmar pada tanggal 1 Februari lalu telah melewati angka 1,000 pada hari Rabu (18/8/2021), menurut laporan dari kelompok aktivis Assistance Association of Political Prisoners (AAPP). Kelompok tersebut telah mencatat angka kematian warga sipil Myanmar yang dilakukan oleh pasukan Junta.
Juru bicara junta Myanmar masih belum mau menjawab permintaan klarifikasi atau konfirmasi mengenai laporan tersebut. Sebelumnya, otoritas militer Myanmar mengatakan kalau organisasi aktivis AAPP, yang merupakan organisasi internasional, sudah melebih-lebihkan hasil laporannya.
Baca juga: Sekitar 40 Jenazah Ditemukan di Daerah Hutan Myanmar
Junta juga mengatakan, kalau ada banyak pasukannya yang menjadi meninggal saat mencoba menertibkan warga Myanmar. Untuk AAPP sendiri, mereka tidak memasukkan angka korban jiwa dari pihak militer.
“Menurut catatan dari AAPP, 1,001 warga sipil Myanmar yang tak bersalah telah meninggal,” ujar sekretaris AAPP, Tate Naing kepada Reuters. “Jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi,” tambahnya.
Negara Asia Tenggara itu jatuh ke dalam kekacauan sejak terjadinya kudeta pada tanggal 1 Februari. Semenjak itu, warga terus melakukan unjuk rasa dan kelompok-kelompok pemberontak bersenjata di daerah perbatasan bentrok dengan pasukan Junta. Kekacauan di Myanmar itu telah membuat ekonomi Myanmar anjlok yang disebabkan oleh warga sipil yang melakukan mogok besar-besaran.
Pasukan junta melengserkan dan menangkap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi atas tuduhan kecurangan saat pemilu November 2020 lalu. Partai Aung San Suu Kyi, National League for Democracy menang telak pada pemilu tersebut dan badan pengawas internasional tidak melihat adanya kecurangan pada pemilu tersebut.
Menurut pihak otoritas militer Myanmar, pengambil alihan kekuasaan tersebut bukanlah sebuah kudeta dikarenakan mereka melakukannya sesuai dengan konstitusi yang berlaku.
(RAG)