Hot Topic

Abdul Gafur Pernah Dituduh Agen CIA Oleh Sukarno

Channel9.id – Jakarta. Menpora di zaman Orba, Abdul Gafur, meninggal dunia karena Covid-19. Pria yang lahir di Patani-Halmahera, Maluku Utara 20 Juni 1939 itu, menghembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (4/9) kemarin.

Sosok Abdul dikenal sebagai mantan aktivis mahasiswa yang berhasil ikut menjatuhkan Presiden Sukarno dari kursi kepresidenan. Mahasiswa UI saat tahun 1966 umumnya tergabung dalam kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Begitu pun Abdul Gafur, dirinya mahasiswa Fakultas Kedokteran UI yang sempat aktif di HMI, juga tergabung dalam KAMI.

Ketika demonstrasi mahasiswa merebak di Indonesia untuk menjatuhkan Presiden Sukarno, Abdul Gafur sebenarnya sudah menjadi mahasiswa semester akhir di Fakultas Kedokteran UI.

“Beliau mahasiswa tingkat akhir, kalau enggak salah beliau selesai kuliah tahun 1966,” kata Dosen Sejarah Indonesia UNJ, Dr. A. H. Fatgehipon, Sabtu (5/9).

Menurut Fatgehipon, saat demonstrasi mahasiswa 66 banyak mempertanyakan keberadaan Abdul Gafur. Lantaran, dia bukan mahasiswa lagi.

“Karena beliau bukan mahasiswa lagi,” katanya.

Diakui, Fatgehipon mendapat penjelasan dari Dr. Mahar Mardjono (mantan Rektor UI) tentang aktivitas demonstrasi para mahasiswa UI terutama para aktivis mahasiswa Fakultas Kedokteran UI.

Sebagai seorang aktivis demonstrasi, Abdul Gafur sempat mendapat tuduhan sebagai agen CIA oleh Presiden Sukarno.

“Beliau sempat dituduh bagian dari agen CIA untuk menjatuhkan Sukarno,” katanya.

Sukarno menuding demonstrasi-demonstrasi mahasiswa waktu itu di belakangnya ada CIA.

“Demo mahasiswa menurut Sukarno di belakangnya ada CIA yang ingin menjatuhkan Sukarno lewat tangan CIA,” lanjutnya.

Abdul Gafur sendiri selama demonstrasi Tritura, katanya, peranannya banyak di belakang layar. Karena Abdul Gafur sudah mahasiswa tingkat akhir. Bahkan ada yang menyatakan Abdul Gafur tahun 1966 sudah menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran UI.

“Bisa dicek di prasasti di kampus Kedoktoran Salemba. Kalau ngak salah beliau lulus 1966,” katanya.

Dia melanjutkan, konsep Tritura sendiri ditulis di kampus Kedokteran UI. Dan Abdul Gafur mahasiswa Kedokteran atau alumni saat itu.

“Tapi kalau enngak salah umur beliau sudah 28 tahun saat itu, “ katanya.

Dalam autobiografi Abdul Gafur “Abdul Gafur, Zamrud Halmahera, Sebuah Buku Autobiografi”, mengisahkan perjalaan hidup Abdul Gafur.

“Ketika masih di HIS (setingkat SD), saya pertama kali melihat BK menggelorakan motivasi dan mimpi-mimpi untuk berjuang demi republik. Eh, saat mahasiswa saya bersama kawan-kawan menjadi kurang respek karena beliau menolak untuk bubarkan PKI,” demikian dalam buku Abdul Gafur.

Dalam buku itu tertulis, ayah Abdul Gafur yang keturunan Aceh adalah pengagum Sukarno.

“Waktu Sukarno berkunjung ke keraton Ternate dan berpidato, ayah Abdul Gafur mengajak putranya yang masih kecil untuk mengikuti dan mendengarkan pidato Sukarno,” lanjutnya.

Setelah Abdul Gafur menjadi mahasiswa memiliih sikap berhadapan dengan Sukarno.

Banyak sumber termasuk dari buku Suharto, “Ucapan dan Pikiran yang ditulis Dwipayana”, terungkap bahwa militer memang melindungi para demonstran mahasiswa.

Kemudian, dalam buku “Jejak Langkah Pak Harto 1 Oktober 1965 – 27 Maret 1968″, merekam peristiwa, Senin, 10 Januari 1966. “Pagi ini KAMI mengadakan rapat umum di halaman FK-UI, yang juga dihadiri oleh Komandan RPKAD, Kolonel Sarwo Edhie, dan beberapa stafnya. Pada rapat umum ini untuk pertama kalinya diperkenalksn “TRITURA” atau tiga tuntutan rakyat. Ketiga Tuntutan Rakyat itu adalah: 1. Bubarkan PKI; 2. Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur G-30-S/PKI; 3. Turunkan harga. Selesai rapat umum, para mahasisws dengan jaket kuningnya bergerak menuju Departemen PTIP, dan kemudian ke Sektetariat Negara untuk menyampaikan pernyataan mereka,” demikian dalam buku itu.

Pasca Sukarno dijatuhkan dari kursi presiden, para aktivis demonstrasi mahasiswa yang dinilai berjasa ikut menjatuhkan Sukarno ada yang mendapatkan jabatan penting termasuk jabatan menteri. Diantara para aktivis demonstrasi mahasiswa yang diberi jabatan menteri adalah Cosmas Batubara dan Abdul Gafur.

Karier Abdul Gafur terus moncer. Abdul Gafur yang merupakan tokoh aktivis 66 itu menduduki jabatan penting. Mantan aktivis mahasiswa yang juga mantan perwira tinggi Marsekal Muda (TNI AURI) itu menjadi anggota DPR/MPR dari Fraksi ABRI tahun 1972-1978. Karier politiknya tambah meroket hingga dipilih oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Muda Urusan Pemuda Kabinet Iii tahun 1978-1983.

Setelah itu, Presiden Soeharto kembali mengangkat Abdul Gafur menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga tahun 1983 – 1988. Abdul Gafur juga pernah menjabat sebagai anggota DPA RI tahun 1989-1997 dan menjabat wakil Ketua MPR RI periode 1997 – 1999.

Abdul Gafur juga mendapat beberapa penghargaan. Abdul Gafur mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana. Dia juga mendapatkan penghargaan Satyalancana kesetiaan 8 tahun, dan Saryalencana Dwidya Sitha.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  9  =  12