Politik

Ahmad Muzani: Pancasila Adalah Milik Kita Semua

Channel9.id-Jakarta. Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyampaikan pentingnya pengamalan Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari. Muzani menegaskan, Pancasila adalah milik semua rakyat Indonesia. Bukan milik penguasa, apalagi milik golongan tertentu.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara sosialisasi empat pilar di AQL Islamic School Jongol, Jawa Barat, Kamis (11/10). Dalam kegiatan ini, turut hadir Ustaz Bachtiar Nasir selaku pendiri sekaligus pimpinan AQL Islamic School dan juga anggota DPR Fraksi Gerindra Mulyadi.

Baca juga: Said Aqil Serukan Umat Islam Memelihara Keutuhan NKRI 

Muzani mengatakan, jika ada perbedaan dalam mengamalkan Pancasila, bukan menjadi sesuatu perpecahan. Tapi, hal itu merupakan cara pandang yang berbeda. Perbedaan ini justru memperkaya nilai Pancasila dan bisa menjadi energi untuk memperkuat persatuan bangsa.
“Pancasila adalah milik kita semua, milik rakyat Indonesia. Pancasila bukan milik penguasa, bukan pula milik golongan tertentu. Setiap orang Indonesia pada dasarnya menerima Pancasila,”ujar Muzani.
Sejatinya, kata dia, kita adalah Pancasilais. Perbedaannya lebih pada cara mengamalkan Pancasila itu adalah hal wajar dalam menafsirkan sebuah ideologi.
“Sebagaimana juga penafsiran ajaran agama yang sering kali berbeda. Namun, apa karena itu kita tidak bersatu?” katanya.
Muzani menyebut, ada yang menginginkan semangat dan nilai moral agama dijadikan sebagai nilai pengamalan kehidupan bernegara. Tapi di sisi lain, ada juga yang menginginkan nilai moral agama diformalkan dalam konstitusi negara.
“Perdebatan itu dari dulu sampai sekarang tidak selesai, namun masalahnya bagaimana pandangan berbeda tetap dalam koridor Pancasila. Yang menjadi tugas kita semua termasuk penyelenggara negara agar perbedaan itu dikembalikan kepada cita-cita pendiri bangsa,” ucapnya.
Politisi Partai Gerindra ini pun juga meminta agar generasi muda termasuk para santri AQL Islamic School belajar dari peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda yang datang mewakili berbagai kesultanan di nusantara. Tapi mereka berikrar mendirikan negara Indonesia dengan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa yakni Indonesia.
“Apa artinya itu semua? para pemuda sudah menatap Indonesia ke depan dan visioner mereka luar biasa. Bahasa yang disepakati berasal dari rumpun melayu. Bukan bahasa Jawa yang merupakan bahasa mayoritas. Orang Jawa juga rela bahasanya tidak digunakan sebagai bahasa persatuan. Kerelaan itulah yang berujung pada persatuan. Demikian juga dengan kerelaan para pemimpin bangsa yang sejak awal menginginkan Islam sebagai dasar negara, akhirnya komprominya pada Pancasila sebagai dasar negara,” kata dia.
Lebih lanjut Muzani mengatakan, dari sejarah itu maka kebersamaan, persatuan, dan kegotongroyongan sejak awal sangat dijunjung tinggi oleh para pemimpin bangsa kita untuk mengatasi perbedaan. Perbedaan adalah keniscayaan dari bangsa Indonesia baik suku, etnis, bahasa, wilayah termasuk agama.
“Oleh sebab itu, perbedaan harus dipersatukan, sebab hal itulah disebut Bhineka Tunggal Ika,”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17  +    =  22