Channel9.id-Jakarta. Saat ini ada lebih dari tujuh ribu bahasa yang digunakan di dunia. Tampaknya, Meta ingin memahami semuanya.
Sekitar enam bulan lalu, Meta meluncurkan proyek No Language Left Behind (NLLB). Pada prosesnya, Meta melatih kecerdasan buatan (AI) untuk menerjemahkan berbagai bahasa tanpa harus menerjemahkannya ke bahasa Inggris terlebih dahulu. Kemudian pada Rabu (6/7) ini, Meta mengumumkan kesuksesan besar pertamanya melalui penciptaan NLLB-200. Ini adalah model AI yang bisa berbicara dalam 200 bahasa, termasuk sejumlah bahasa yang jarang digunakan dari seluruh Asia dan Afrika, seperti Lao dan Kamba.
Menurut laman resmi Meta, NLLB-200 bisa menerjemahkan 55 bahasa Afrika dengan “hasil yang berkualitas tinggi.” Meta membanggakan bahwa performa alat itu sudah bisa melampaui benchmark FLORES-101 dengan per rata-rata sebesar 44%, dan 70% untuk dialek Afrika dan India tertentu.
Menerjemahkan antara dua bahasa—terutama jika keduanya bukan bahasa Inggris—merupakan tantangan berat bagi model bahasa AI. Pasalnya, sebagian besar sistem penerjemahan ini berlatih dengan mengandalkan data tertulis yang diambil dari internet—di mana kebanyakan berbahasa Inggris.
Lebih lanjut, Meta memutuskan untuk menjadikan NLLB-200 sebagai open-source. Pun akan memberi hibah $200,000 kepada organisasi nonprofit untuk mengembangkan teknologi tersebut. Teknologi itu bisa diadaptasi di aplikasi seperti Facebook News Feed atau Instagram, misalnya. “Bayangkan mengunjungi grup Facebook favorit, lalu Anda menemukan unggahan di Igbo atau Luganda, dan Anda bisa memahaminya dalam bahasa Anda sendiri hanya dengan mengklik tombol,” kata Meta.