Nasional

Akademisi Unsoed Harap Ada Pemutakhiran Menu dalam Program Makan Bergizi Gratis

Channel9.id – Jakarta. Dosen Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Indah Nuraeni mengatakan harus ada pemutakhiran menu secara berkala yang disajikan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, pemutakhiran menu harus dilakukan agar anak-anak sekolah dan tenaga masak di seluruh Indonesia tidak mengalami kebosanan.

“Harus ada pemutakhiran menu karena bisa jadi akan menimbulkan kebosanan dalam dua bulan berjalannya program, baik dari siswa yang mengonsumsi maupun dari pemasaknya, sehingga perlu adanya pendampingan sarjana gizi atau ahli gizi di setiap dapur umum MBG,” kata Indah dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (8/1/2025).

Selain pemutakhiran menu, ia juga menekankan pentingnya pemenuhan zat gizi seimbang dalam penyusunan menu, yaitu dari sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat. Dalam hal ini, lanjutnya, untuk siswa PAUD/TK sampai kelas 3 SD dapat diberikan makan pagi karena jam sekolah berbeda dengan kakak kelasnya serta pemenuhan gizinya 20-25 persen kecukupan gizi.

“Sedangkan untuk SD kelas IV-VI dan SMP sampai SMA/SMK, pemenuhan gizinya adalah makan siang dengan porsi 30-35 persen dari kecukupan gizi harian,” tuturnya.

Indah meyakini program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini dapat mengurangi angka stunting dan malnutrisi yang masih menjadi masalah serius di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa program serupa telah dilaksanakan pihaknya di tiga desa di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada tahun 2023.

“Kami membagikan makan bergizi gratis selama 16 minggu untuk mengatasi stunting di Desa Limbangan, Desa Karang Aren, dan Desa Kutasari,” ungkap Indah.

Menurut dia, program tersebut dimulai dari daerah-daerah sasaran yang sudah siap dan sudah dilakukan penjajakan pada tahun sebelumnya, sehingga program MBG dilaksanakan secara bertahap.

Dalam hal ini, kata dia, Program MBG bertujuan untuk memberikan makanan yang mengandung gizi sesuai angka kecukupan gizi usia sekolah di berbagai jenjang sekolah mulai dari pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah atas maupun sekolah menengah kejuruan guna memastikan para siswa mendapatkan asupan gizi yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan meningkatkan prestasi akademis.

“Hal tersebut juga sebuah harapan pemerintah saat ini untuk dapat mengurangi angka stunting dan malnutrisi yang masih menjadi tantangan besar bangsa Indonesia,” kata anggota Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia itu.

Ia mengatakan pelaksanaan program MBG tersebut di bawah koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) yang bekerja sama dengan berbagai pihak terkait termasuk pemerintah daerah untuk memastikan distribusi makanan bergizi tepat sasaran.

Dalam pelaksanaan program tersebut, kata dia, setiap hari aktif sekolah masing-masing siswa akan mendapatkan satu kali makan gratis sesuai dengan jadwal.

Menurutnya, pemberian makanan bergizi tersebut dilakukan untuk memenuhi sepertiga kebutuhan kalori harian dengan manfaat yang diharapkan yaitu peningkatan kesehatan, mencukupi kebutuhan gizi, dan mencegah stunting.

“Selain jadwal pembagian, menu yang akan dibagikan juga harus diperhatikan. Menu yang akan dibagikan akan berbeda pada tiap-tiap daerah,” katanya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  31  =  40