Hot Topic Hukum

Alfons Loemau : Kekuatan Netizen Runtuhkan Skenario Sambo

Channel9.id – Jakarta. Skenario yang dibangun Ferdy Sambo yang menyebut terjadi duel senjata antara Bharada Eliezer dan Brigadir Yoshua, gagal total.  Kekuatan opini netizen jauh lebih kuat, warga net mempertanyakan berbagai kejanggalan peristiwa berdarah di Duren Tiga. Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Alfons Loemau SH, MSi, MBus,  Pengamat Kepolisian dari Kantor Hukum 74 & Partners.

“Di era disrupsi informasi ini suara netizen melalui medsos bisa membalikan sebuah skenario, meski itu dibangun melalui kekuatan media,” jelasnya.

Dalam kasus Sambo ia melihat narasi yang dibangun pada awalnya memang cukup meyakinkan. Terjadi pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Putri Chandrawati, istri Ferdy Sambo. Putri berteriak, didengar Bharada Eliezer dan terjadilah tembak – menembak. Namun seiring waktu kejanggalan demi kejanggalan mulai terkuak, informasi  sebaliknya diolah netizen disebarkan melalui medsos sehingga menjadi viral.

Apalagi setelah keluarga Brigadir Yoshua menyampaikan kejanggalan luka tembak dan luka-luka lainnya yang ada. Informasi ini berkembang sedemikan cepat menjadi bola salju di media sosial plus ditambah bumbu-bumbu yang mengiringi terjadinya peristiwa tersebut. “Netizen berperan penting mendorong peristiwa yang sesungguhnya terjadi,” jelas Alfons.

Menurut Alfons, kasus terbunuhnya Brigadir Yoshua sangat menyentuh rasa ketidakadilan, sehingga semua orang terpanggil untuk menyuarakan. “Ini melintasi batas kemanusiaan, tak peduli orang dari berbagai latar belakang mereka berteriak menyuarakan agar kasus ini dibuka seterang-terangnya,” jelasnya.

Riuh rendah pembahasan terbunuhnya Brigadir Yoshua menghiasi media sosial, entah itu podcast, diskusi -diskusi, pemberitaan TV sehingga ruang  publik dipenuhi oleh opini yang menginginkan adanya keadilan dalam kasus tersebut. “ Tak hanya itu desakan itu kan juga muncul dari Presiden, yang dalam berbagai kesempatan meminta agar kasus Brigadir J dibuka seterang-terangnya,” jelasnya.

Polisi pun akhirnya bertindak cepat, tidak mau lembaganya tersandera dengan kasus Brigadir J, Kapolri membentuk Timsus yang dipimpin oleh para Jenderal Bintang Tiga. Ferdy Sambol dinon aktifkan  dari jabatannya, Bharada E diperiksa secara maraton.

Pengakuan Bharada E di depan penyidik Timsus membuyarkan semua skenario yang dibangun, ia mengaku menembak Brigadir J karena diperintah oleh Ferdy Sambo. “Sampai kepada pengakuan Bharada E, ini adalah buah perdebatan panjang netizen yang terus mendorong agar kasus terbunuhnya Brigadir J terbuka,” pungkas Alfons

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  1  =