Hot Topic

Anggap Pendukungnya Didzalimi, Alasan Bamsoet Tetap Maju Jadi Caketum Golkar

Channel9.id-Jakarta. Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan alasan dirinya maju menjadi Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar. Ia menilai, pendukungnya telah diperlakukan tidak adil oleh kubu Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Padahal, antara Bamsoet dan Airlangga melakukan perjanjian usai dirinya diangkat menjadi Ketua MPR RI beberapa waktu lalu.

“Perlu saya jelaskan di sini bahwa komitmen kami berdua dengan Pak Airlangga adalah komitmen semacam gentlemen agreement,” kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11).

“Jadi kalau kemudian pada akhirnya hari ini saya menyatakan maju (sebagai calon ketua umum) itu karena ada komitmen yang tidak ditunjukkan atau tidak dipenuhi,” tegas Bamsoet.

Ia membeberkan, kesepakatan itu dibuat sebelum dirinya ditunjuk sebagai Ketua MPR. Saat itu, Bamsoet bersedia mewakili Golkar maju sebagai pimpinan MPR dengan sejumlah syarat.

Bamsoet mengungkapkan, persyaratan yang diajukannya tersebut terkait dengan rekonsiliasi antara pendukung Bamsoet dan Airlangga Hartarto. Bamsoet meminta pendukungnya dipulihkan ke posisi semula, dengan ditempatkan di kursi alat kelengkapan dewan DPR dan di kepengurusan Partai Golkar.

Syarat tersebut sebelumnya disetujui oleh Airlangga. Bamsoet pun lantas menyatakan diri untuk cooling down. Namun, Basoet menilai komitmen yang sudah dibuat itu tak direalisasikan oleh Airlangga.

Tak ada rekonsiliasi antara pendukung Bamsoet dan Airlangga maupun pemulihan posisi para pendukungnya di DPR maupun struktur organisasi partai. Bahkan, menurut Bamsoet, para tenaga ahli anggota DPR yang mendukung Bambang pun dicopot dari jabatan mereka.

“Jangankan bicara soal pimpinan komisi yang diturunkan gara-gara mendukung saya kemudian dikembalikan,” katanya. “Jangankan juga posisi pendukung saya yang sudah di komisi tertentu lalu kemudian digeser ke komisi yang sebetulnya bukan bidangnya atau tidak diminati oleh yang bersangkutan.”

Hal itulah yang membuat Bamsoet menilai bahwa pendukungnya telah “dizalimi” hingga ia merasa tidak bisa lagi cooling down dan maju sebagai Caketum.

“Sehingga itulah yang kemudian yang pada akhirnya membuat saya pada posisi sulit dan tidak bisa lagi terus menerus berpegang pada posisi yang cooling down,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

42  +    =  52