Channel9.id-Surabaya. Dalam rangka kontijensi kesiapan penanggulangan bencana alam tahun 2021 di Provinsi Jawa Timur, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Forkopimda menggelar apel pasukan dan peralatan di lapangan Kodam V Brawijaya, Senin (25/10/21).
Didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Kasko Armada II Laksma TNI Rahmad Jayadi, khofifah memimpin langsung apel pada hari ini.
Baca juga: Pertama Kalinya, Kota Surabaya Raih Penghargaan Udara Terbersih se-Asia Tenggara
Dalam sambutannya Khofifah menjelaskan 80 Persen wilayah Jawa Timur berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi. Hal ini bisa mengakibatkan rusaknya infrastruktur, rusaknya rumah, sawah dan lain-lain.
“Setiap bencana alam, dampaknya akan menambah kemiskinan bahkan hingga 50 persen. Nah Jatim ini 80 persen wilayahnya berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi yang bisa mengakibatkan rusaknya infrastruktur, rusaknya rumah, sawah dan lain-lain,” kata Gubernur Khofifah di Lapangan Makodam V Brawijaya, Senin (25/10/21).
Sesuai prediksi BMKG, musim hujan turun di bulan November 2021 hingga Januari 2022. Puncak musim hujan diprediksi akan meningkat kapasitasnya serta berpotensi akan mendatangkan potensi bencana hidrometeorologi.
“Dengan prediksi itu, maka seluruh stakeholder seluruh pihak, harus menyiapkan kemungkinan antisipasi jelang puncak musim hujan tersebut. Karena bencana hidrometeorologi ini, seperti hujan berkapasitas tinggi berpotensi menyebabkan longsor, banjir dan seterusnya,” ujar Khofifah.
Khofifah menekankan, BPBD Jatim untuk terus menyiapkan langkah mitigasi bencana. Saat ini, BPBD Jatim juga telah aktif melakukan pelatihan dan pendampingan pada para relawan kampung siaga bencana dibantu oleh jajaran TNI-Polri.
“Semua langkah strategis itu harus disiapkan. Karena bencana, secara saintifik bisa diprediksi. Maka terima kasih semua jajaran TNI Polri yang telah membantu penyiapan kesiapsiagaan kita bersama,” tandasnya.
Khofifah juga mengungkapkan saat ini seluruh jajaran forkopimda telah bersinergi dalam rangka mengantisipasi bencana alam. Di antaranya memperkuat kampung tangguh, dan juga kampung siaga bencana. Untuk kampung siaga bencana, saat ini telah disiapkan relawan agar bisa melakukan langkah-langkah komprehensif untuk menghadapi kemungkinan terburuk.