Channel9.id – Jakarta. Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, umat Muslim di seluruh dunia mempersiapkan diri dengan berbagai amalan ibadah. Salah satu yang sering dilakukan adalah puasa sunnah, khususnya puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Kedua puasa ini memiliki keutamaan masing-masing dan dilakukan pada hari-hari sebelum Idul Adha.
Lantas, apa perbedaan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah?
Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Menurut berbagai sumber, puasa ini memiliki keutamaan besar dan merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada hari Tarwiyah dapat menghapus dosa selama satu tahun.” (HR. Abu Daud).
Meskipun hadis ini memiliki derajat yang tidak terlalu kuat menurut beberapa ulama, banyak umat Muslim yang tetap melaksanakannya sebagai bentuk ikhtiar dan pengharapan akan pahala.
Selain itu, puasa Tarwiyah juga dipandang sebagai persiapan spiritual sebelum memasuki hari-hari penting dalam bulan Dzulhijjah.
Puasa Tarwiyah termasuk dalam kategori puasa sunnah yang dianjurkan (sunnah muakkadah) dalam Islam. Anjuran ini berdasarkan pada berbagai riwayat dan pandangan ulama yang menilai bahwa bulan Dzulhijjah, khususnya sepuluh hari pertama, memiliki keutamaan yang sangat besar.
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain dari hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah)” (HR. Bukhari).
Dalam praktiknya, puasa Tarwiyah sering dilakukan sebagai bagian dari rangkaian ibadah menjelang Hari Raya Idul Adha. Di Indonesia, banyak umat Muslim yang mengamalkan puasa Tarwiyah sebagai bagian dari tradisi menyambut Idul Adha. Hal ini juga didukung oleh berbagai lembaga keagamaan dan ulama yang menganjurkan pelaksanaan puasa ini untuk meningkatkan amalan dan mendapatkan keberkahan.
Dengan menjalankan puasa Tarwiyah, umat Muslim diharapkan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri secara mental dan spiritual untuk menyambut Hari Raya Idul Adha dan puasa Arafah.
Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana disampaikan dalam beberapa hadis sahih. Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun setelahnya” (HR. Muslim).
Dari hadis ini, jelas terlihat betapa besar keutamaan puasa Arafah. Bahkan, dalam riwayat lain disebutkan bahwa puasa ini memiliki keutamaan yang dapat menghapus dosa dua tahun sekaligus, yaitu tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
Dalil tentang keutamaan puasa Arafah didukung oleh berbagai hadis sahih dan pandangan ulama. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasai, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari yang paling utama adalah hari Arafah” (HR. Ahmad dan Nasai). Hal ini memperkuat pentingnya puasa Arafah sebagai salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.
Keutamaan ini menunjukkan betapa besar rahmat dan ampunan Allah SWT bagi mereka yang menjalankan puasa Arafah dengan niat yang ikhlas. Bagi umat Muslim, puasa ini merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan pengampunan dosa dan memperbanyak pahala.
Puasa Arafah dianjurkan (sunnah muakkadah) bagi umat Muslim yang tidak sedang berada di Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Bagi mereka yang sedang berhaji, terutama yang berada di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, puasa ini tidak dianjurkan karena mereka memerlukan kekuatan fisik untuk menjalankan rangkaian ibadah haji yang berat.
Perbedaan Utama
Secara garis besar, perbedaan utama antara puasa Tarwiyah dan puasa Arafah terletak pada waktu pelaksanaannya dan keutamaan yang dijanjikan. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dengan keutamaan menghapus dosa satu tahun, sementara puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan menghapus dosa dua tahun.
Selain itu, puasa Arafah lebih memiliki penekanan karena terkait langsung dengan momen wukuf di Arafah, yang merupakan puncak dari ibadah haji. Sedangkan puasa Tarwiyah lebih sebagai persiapan spiritual sebelum memasuki hari-hari penting dalam bulan Dzulhijjah.
Pada tahun ini, Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah diperkirakan jatuh pada tanggal 28 Juni 2024. Umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan merayakan hari besar ini dengan penyembelihan hewan kurban dan berbagai kegiatan ibadah lainnya.
Sebelum memasuki Hari Raya, puasa Tarwiyah pada 26 Juni dan puasa Arafah pada 27 Juni akan menjadi momen bagi umat Muslim untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
HT