Channel9.id-Jakarta. Saat ini ada banyak pengguna yang tak suka dengan Instagram. Diketahui, Instagram telah banyak menjajal fitur seperti Reels, Remix, feed berdasarkan algoritme, dan NFT. Merasa Instagram begitu kacau, Ansh Nanda dan Hardik Patil membuat aplikasi bernama The OG App. Aplikasi ini akan menawarkan feed Instagram yang bebas ikan dan bebas konten rekomendasi.
The OG App yang kini tersedia di iOS dan Android bukanlah media sosial baru. Aplikasi ini hadir hanya untuk menyelaraskan feed Instagram dengan pilihan pengguna. Pengguna bisa masuk ke akun Instagram mereka dan langsung menampilkan feed. Sementara itu, The OG App akan menghapus iklan dan konten rekomendasi yang biasa muncul di feed Instagram.
Hadirnya The OG App memungkinkan pengguna melihat beranda alternatif, yang mungkin mereka harapkan dan bisa dibagikan ke teman. Misalnya, pengguna bisa membuat feed berbeda untuk makanan, koktail, tenis, selebriti film, dan fotografer tanpa harus mengikuti semua akun tersebut. Di lain sisi, pengguna jugab isa memilih feed default. Dengan cara ini, pengguna lebih mungkin memiliki feed yang menarik daripada hanya melihat feed default Instagram.
The OG App juga menawarkan kemampuan untuk menghentikan feed menampilkan konten baru dalam kurun 24 jam. Opsi ini berfungsi membantu pengguna untuk tak terus-menerus memeriksa Instagram. Mereka masih bisa memeriksa konten yang telah diambil di semua feed, bersama dengan pos yang disimpan.
Nanda dan Patil menggabungkan Un1feed, perusahaan yang menerbitkan Aplikasi OG, pada Juni lalu. Mereka lalu mulai mengerjakan aplikasi sosial untuk memberi pengalaman yang lebih sehat. Mereka memilih Instagram terlebih dahulu karena, menurut mereka, Instagram memiliki feed paling berbelit-belit dan penuh dengan iklan. Mereka ingin mengembalikan kontrol yang lebih besar atas feed mereka kepada pengguna di Instagram.
“Kami melihat teman dan keluarga kami bahkan menghapus Instagram karena mereka tak punya opsi untuk mengubah apa yang mereka lihat. Kami ingin menempatkan pengguna, dan bukan pengiklan, terlebih dahulu dengan aplikasi ini. Kami memulai dengan Instagram karena kami pikir aplikasi tersebut memiliki hubungan paling toksik dengan penggunanya,” kata mereka, dikutip dari TechCrunch (28/9).
Nanda mengatakan pihaknya berbicara dengan ratusan pengguna Instagram, dan menemukan mereka tak senang dengan pengalaman default Instagram. Justru Instagram dikritik lantaran menampilkan rekomendasi konten berdasarkan algoritme, alih-alih konten teman dan keluarga. Kemudian di Juli lalu, Instagram tak lagi mengandalkan algoritme.
Pengembang The OG App mengatakan bahwa saat ini pihaknya tak ingin membebankan biaya kepada penggunanya. Diketahui, startup ini memiliki delapan orang yang mengerjakan aplikasi, termasuk Nanda dan Patil.
Dalam beberapa minggu mendatang, pengembang ingin memperkenalkan fitur seperti feed khusus pribadi, seperti berbagi umpan khusus dengan teman dan kemampuan mengunduh Stories untuk ditonton offline. Dalam jangka panjang, pengembang juga berencana membuat fitur berbagi koleksi sebagai feed dan membuat feed kolaboratif.
Diketahui, selama ini pengguna sering kali menggunakan pihak ketiga untuk mendapat pengalaman terbaik. Misalnya Apollo, Joey, dan Boost untuk Reddit dan Tweetbot dan Talon untuk Twitter. Adapun The OG App ingin memberikan mengupayakan hal serupa kepada pengguna Instagram. Semua pihak ketiga ini harus bergantung pada API media sosial inti. Twitter diketahui telah melumpuhkan klien pihak ketiga dengan membatasi API-nya dalam dekade terakhir. Namun, pengembang The OG App mengatakan tak khawatir tentang perubahan pada API Instagram, dan saat ini mereka fokus untuk membangun produk.