Kepulangan haji
Nasional

Arab Saudi Tutup Jalur Furoda, Ribuan Jemaah Terimbas

Channel9.id, Jakarta – Pemerintah Arab Saudi secara resmi tidak menerbitkan visa haji furoda untuk musim haji 1446 H/2025 M. Langkah ini menandai perubahan besar dalam kebijakan perhajian Saudi, sekaligus menjadi tahun pertama sistem furoda tidak diberlakukan sejak sistem tersebut ada.

Kebijakan ini diungkap oleh Sekretaris Jenderal DPP AMPHURI, Zaky Zakaria. Ia menjelaskan bahwa hingga menjelang wukuf, semua jalur visa, baik reguler, khusus, maupun furoda telah ditutup. “Memang tahun ini sistem furoda belum dan kemungkinan tidak akan dibuka,” ujarnya, dikutip Jumat (30/5/2025).

Menurut Zaky, keputusan Saudi ini merupakan bagian dari hak prerogatif mereka sebagai otoritas penuh dalam pengelolaan ibadah haji, termasuk pemberian visa nonkuota seperti furoda. Namun, ia menilai langkah tersebut juga mencerminkan ujicoba reformasi sistem haji secara menyeluruh.

“Saudi sedang melakukan transformasi besar. Mereka sedang mencari pola penyelenggaraan haji yang lebih tertib dan ideal,” ujarnya.

Arab Saudi diketahui tengah meninggalkan sistem tradisional berbasis “syekh” dan “muassasah”, beralih ke sistem syarikah—yakni pengelolaan haji oleh perusahaan swasta. Perubahan ini disebut bertujuan menciptakan penyelenggaraan haji yang lebih profesional, tertib, dan berbasis kapasitas riil, terutama di wilayah padat seperti Mina.

Zaky juga menyinggung tingginya angka kematian jemaah pada musim haji 2024 lalu, yang mayoritas berasal dari jalur nonprosedural. Menurut laporan media Arab, 85% dari jemaah wafat di Mina tahun lalu merupakan jemaah ilegal, terutama akibat suhu ekstrem dan keterbatasan tenda. Hal inilah yang dinilai mendorong Saudi membatasi total jumlah jemaah secara ketat, termasuk dengan tidak mengeluarkan visa furoda.

Tak hanya soal visa, pengamanan ibadah haji 2025 juga diperketat. Pemeriksaan akses ke Makkah dijalankan lebih ketat dibanding tahun-tahun sebelumnya, bahkan di area-area yang selama ini menjadi jalur jemaah tanpa visa resmi. “Di padang pasir dan gunung-gunung, kini sudah ada penjagaan dengan drone,” jelas Zaky.

Tahun ini, kuota resmi haji yang diberikan Saudi untuk seluruh dunia juga mengalami penurunan signifikan, hanya sekitar 1,3 juta jemaah, jauh lebih rendah dari 1,8 juta pada 2024. Tidak hanya kuota berkurang, jalur visa alternatif dan nonprosedural juga ditutup rapat, menjadikan musim haji 2025 salah satu yang paling sepi dalam beberapa tahun terakhir.

Ketua Umum DPP AMPHURI Firman M Nur turut membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, AMPHURI telah melakukan konfirmasi langsung ke berbagai otoritas terkait, mulai dari Kementerian Haji dan Umrah di Makkah, Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah, serta melalui sistem digital Masar Nusuk. Hasilnya, tidak ada penerbitan visa furoda tahun ini.

Dengan tidak diterbitkannya visa furoda, jemaah Indonesia yang sebelumnya berharap berangkat melalui jalur nonkuota kini harus beralih ke jalur resmi seperti haji khusus atau haji reguler. AMPHURI mengimbau seluruh masyarakat untuk memahami perubahan ini sebagai bagian dari transformasi sistem haji global.

“Saudi tidak sedang menutup pintu, mereka sedang menata ulang sistemnya,” kata Zaky. Ke depan, sistem haji diperkirakan akan semakin bergantung pada kapasitas dan profesionalisme penyelenggara resmi, seiring peningkatan pengawasan dan digitalisasi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

89  +    =  96