Channel9.id-Amerika Serikat. Ribuan warga Afghanistan berkesempatan untuk pergi mencari perlindungan ke Amerika Serikat (AS) dibawah sebuah program yang diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri AS pada hari Senin (2/8/2021). Program tersebut diperuntukkan hanya untuk warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan AS karena dikhawatirkan mereka akan menjadi target kelompok Taliban jika terus menetap di sana.
Program pengungsi “Priority Two” akan menampung seluruh warga Afghanistan yang dulu pernah bekerja di proyek-proyek AS, LSM AS, dan juga outlet media.
Program itu, yang mana kemenlu AS sebutkan dapat membatu ribuan warga Afghanistan dicanangkan disaat kondisi Afghanistan sedang kacau balau dikarenakan operasi Kelompok Taliban yang semakin agresif setelah AS memutuskan untuk menarik pasukannya dari sana.
Presiden Joe Biden menghadapi tekanan dari para anggota dewan dan kelompok advokasi untuk membantu warga Afghanistan yang beresiko menjadi target kelompok Taliban karena hubungannya dengan AS di masa lampau.
Program ini juga bisa diikuti oleh warga Afghanistan yang tidak lolos kualifikasi progam Special Immigration Visa (SIV) yang diperuntukkan untuk interpreter dan mereka yang bekerja untuk pemerintah AS.
Kemenlu AS mengatakan mereka yang bekerja di proyek-proyek AS, warga AS yang bekerja di media AS atau LSM AS dapat mengikuti program pengungsian ini.
Namun nama mereka harus dirujuk oleh agen AS atau pegawai AS paling senior di LSM atau organisasi media yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS mempunyai kewajiban untuk memastikan kalau AS berkomitmen untuk membantu mereka yang membahayakan dirinya dan juga keluarganya saat membantu AS.
Setelah warga Afghanistan sudah terdaftar, mereka akan dihubungi melalui email yang akan memberitahu kalau mereka sudah masuk di sistem pemerintah AS dan mereka secara mandiri harus pergi keluar dari Afghanistan ke negara ketiga, dimana mereka akan menunggu selama 12 hingga 14 bulan, sebelum akhirnya dapat ke AS.
“Kami menyadari… kalau sangat sulit untuk warga Afghanistan mendapatkan visa negara ketiga atau dalam beberapa kasus memasuki negara ketiga,” ujar juru bicara Kemenlu AS, Ned Price.
“Petugas dari AS sedang bekerja untuk meninjau situasi lapangan di Afghanistan dan perencanaan mereka akan berubah berdasarkan laporan dari tim lapangan,” tambah Ned Price.
“Kami sudah berdiskusi dengan negara-negara tetangga Afghanistan dan juga agensi pengungsi di PBB untuk bersiap-siap adanya potensi membludaknya pengungsi di negara mereka,” ujar salah seorang pejabat senior Kemenlu AS yang tak mau disebutkan namanya. Ia juga menambahkan kalau perbatasan Pakistan akan terbuka untuk Afghanistan, dan beberapa lainnya kemungkinan juga akan pergi ke Turki melalui Iran.
(RAG)