China-AS-Taiwan
Internasional

AS Soroti Percepatan Kekuatan Nuklir China di Tengah Bayang-Bayang Konflik Taiwan

Channel9.id, Jakarta – Amerika Serikat menilai ketegangan antara China dan Taiwan berpotensi memicu krisis global. Washington bahkan memperingatkan bahwa Beijing bisa mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir apabila konflik meningkat ke level yang mengancam stabilitas rezim komunis.

Mengutip Reuters, Rabu (20/8/2025), laporan tahunan Pentagon menyebutkan bahwa jika perang pecah, China kemungkinan akan menggunakan hulu ledak nuklir terlebih dahulu bila kalah dalam pertempuran konvensional.

“Beijing juga kemungkinan akan mempertimbangkan opsi nuklir pertama jika kekalahan militer di Taiwan dinilai ‘sangat mengancam’ kelangsungan hidup rezim,” tulis laporan tersebut.

Panglima Komando Strategis AS, Jenderal Anthony Cotton, menambahkan bahwa Presiden Xi Jinping telah memberi arahan agar militer China mampu merebut Taiwan pada 2027. Hal inilah yang mendorong percepatan modernisasi kekuatan nuklir China, termasuk senjata yang dapat diluncurkan dari darat, laut, maupun udara.

AS memperkirakan militer China (PLA) bisa memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030, dari rudal presisi hingga rudal balistik antarbenua dengan daya ledak multi-megaton.

Namun, dalam buku putih pertahanan tahun 2023, Beijing menegaskan tetap berpegang pada prinsip no first use bagi negara-negara non-nuklir. Kementerian Pertahanan China bahkan mengecam pihak-pihak yang disebut sengaja melebih-lebihkan ancaman nuklir Tiongkok demi mencoreng citra negara itu.

“Setiap upaya membesar-besarkan apa yang disebut ‘ancaman China’ hanyalah fitnah untuk menyesatkan opini internasional,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan China.

Menurut Bulletin of the Atomic Scientists, kapasitas nuklir China memang berkembang pesat. Hingga kini, diperkirakan Beijing telah memiliki sekitar 600 hulu ledak, tengah membangun 350 silo rudal baru, serta memperluas pangkalan peluncuran di daratan. Dari total 712 peluncur rudal darat, 462 di antaranya berpotensi menjangkau wilayah Amerika Serikat, meski tidak semuanya dirancang untuk senjata nuklir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  58  =  67